Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Enam Jenazah yang Ditemukan Sudah Dikirim ke Pangkalan Bun

Kompas.com - 01/01/2015, 09:50 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Enam jenazah yang telah ditemukan oleh kapal tim SAR di selat karimata, seluruhnya sudah dievakuasi ke Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Pada Rabu (31/12/2014) siang, dua jenazah yang ada di KRI Bung Tomo sudah dievakuasi menggunakan helikopter yang ada di kapal itu.

Dua lainnya, yang ada di KRI Hasanuddin dan KRI Yos Sudarso dievakuasi pada Rabu malam dengan menumpang sebuah kapal jenis Tug Boat milik warga sekitar.

Semula, anggota Komando Pasukan Khusus dari KRI Banda Aceh akan diterjunkan untuk mengawal jenazah. Namun, proses berpindahnya anggota kopaska dari KRI Banda Aceh ke Tug Boat tersebut sulit dilakukan karena kencangnya angin dan gelombang.

Dua jenazah itu akhirnya dibawa warga tanpa pengawalan dari tim SAR, namun tetap berhasil sampai ke tujuan. Adapun dua jenazah lainnya, yakni dari KRI Bung Tomo dan Kapal Malaysia KD Lekir, dievakuasi menggunakan helikopter yang ada di KRI Banda Aceh, Kamis pagi ini. Dua jenazah itu terlebih dahulu dipindahkan ke KRI Banda Aceh sebelum diterbangkan ke pangkalan Bun.

Proses pemindahan jenazah dari speed boat ke KRI Banda Aceh dilakukan dengan sangat hati-hati mengingat kondisi jenazah yang sangat rentan. Saat didekati, sudah tercium bau yang cukup menyengat dari kantong mayat yang berwarna hitam dan hijau itu.

Setelah semua jenazah berhasil dievakuasi, maka tugas KRI Banda Aceh dan kapal-kapal lainnya akan kembali difokuskan ke pencarian lanjutan. Rencananya, akan diterjunkan pasukan penyelam di lokasi jatuhnya kapal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com