Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BMKG Ungkap Alasan Awan Kumulonimbus Bahaya untuk Penerbangan

Kompas.com - 29/12/2014, 18:16 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pesawat AirAsia QZ8501 dengan rute penerbangan Surabaya-Singapura dinyatakan hilang sejak Minggu (28/12/2014). Berbagai perkiraan menyebut hilangnya pesawat disebabkan akibat buruknya cuaca terkait adanya awan kumulonimbus di jalur penerbangan tersebut, tepatnya di kawasan Selat Karimata.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Andi Eka Sakya menjelaskan, awan kumulonimbus adalah awan yang harus dihindari dalam penerbangan karena awan tersebut berisi elemen yang dapat mengganggu aktivitas penerbangan.

"Biasanya di awan kumolonimbus itu banyak kejadian, tidak hanya petir, tapi juga hujan yang disertai angin yang naik turun sehingga harus dihindari dalam penerbangan," kata Andi, di kantornya, Senin (29/12/2014).

Menurut Andi, BMKG secara rutin memberikan dokumen penerbangan ke otoritas penerbangan yang berisi informasi mengenai perkembangan awan di rute tempat berangkat sampai dengan tujuan. Dengan adanya informasi tersebut, kata dia, pilot dapat mengetahui tipe-tipe awan sehingga dapat menghindari awan yang berpotensi berkembang menjadi awan kumulonimbus.

"Mereka (pilot) selalu mengambil yang namanya flight document. Dokumen ini memberi informasi mengenai perkembangan awan di rute tempat berangkat sampai dengan tujuan sehingga mereka sebelum penerbangan sudah menentukan flight plan. Jadi, mereka sudah tahu daerah-daerah yang aman untuk dilalui," ucapnya.

Lebih lanjut, Andi mengatakan bahwa pada saat AirAsia QZ8501 akan terbang pada Minggu kemarin, citra satelit menunjukkan bahwa kondisi awan di sekitar Selat Karimata berpotensi memunculkan awan kumulonimbus.

"Pada saat itu hujan rintik, berpotensi ada awan kumulonimbus. Hal tersebut wajar karena dalam 30 tahun terakhir puncak hujan di kawasan Kalimantan dan Belitung di bulan Desember hingga Januari," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com