Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kalau Bukan ke Jokowi, kepada Siapa Lagi Kami Harus Berharap?"

Kompas.com - 25/12/2014, 19:23 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Bertahun-tahun tanpa kejelasan dan jaminan beribadah dengan tenang tak memutus harapan jemaah GKI Yasmin untuk menggantungkan harapan kepada pucuk pimpinan negeri ini, Presiden Joko Widodo. Sebuah pohon berukuran 2 meter yang terbuat dari origami yang dipasang di depan Istana menjadi sebuah simbol harapan itu terus ada.

"Kami berharap pemerintahan yang baru, tidak lagi bersikap seperti pemerintahan sebelumnya. Kami sangat menaruh harapan besar ke pemerintahan baru karena visi dan misinya adalah keberagaman," kata pengurus GKI Yasmin, Alex Paulus saat ditemui usai perayaan Natal di depan Istana Merdeka, Kamis (25/12/2014).

Alex yang sejak awal berjuang mempertahankan sebuah gedung milik GKI Yasmin yang sudah mendapatkan legalitas dari Mahkamah Agung itu mengaku jemaat GKI Yasmin tak lagi percaya dengan pemerintah kota Bogor. Menurut dia, Wali Kota Bogor Bima Arya tak lagi memedulikan jemaat GKI Yasmin meski telah berjanji menyelesaikan kasus ini.

"Kalau bukan pada pemerintahan Jokowi, kepada siapa lagi kami harus berharap? Kami yakin dia memiliki semangat yang sama," ucap Alex penuh harap.

Perjuangan jemaat GKI Yasmin sebenarnya sudah mulai dilakukan sejak tahun 2012 saat sekitar 200 jemaat harus terusir dari tempat ibadahnya. Sejumlah otoritas di negeri ini sudah pernah dilobi jemaat GKI Yasmin, termasuk Menteri Agama. Namun, saat itu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tak menyentuh persoalan GKI Yasmin.

Sumarto, salah satu jemaat GKI Yasmin, mengaku pemerintah pusat maupun daerah selalu berdalih adanya kelompok yang tak menginginkan jemaat GKI Yasmin. Padahal, kata Sumarto, warga yang berada di sekitar GKI Yasmin menghargai jemaat yang melakukan ibadah. Dia menyebut warga yang menolak GKI Yasmin adalah kelompok intoleran.

"Sedihnya adalah ketika aparat kepolisian yang selalu menjaga ibadah kami di depan GKI Yasmin yang tak bisa kami masuki itu, selalu meminta kami tak terpengaruh akan provokasi dari mereka. Sementara mereka memaki kami dengan segala macam perkataan dan sikap, tapi tak diberikan tindakan apa pun," keluh dia.

Puncaknya, ibadah perayaan Natal GKI Yasmin pada pagi hari tadi harus kembali diganggu oleh sekelompok masyarakat. Mereka pun terpaksa menghentikan ibadahnya karena mendapat tekanan kelompok itu.

Keberpihakan ini yang akhirnya membuat jemaat GKI Yasmin tak lagi sepenuhnya percaya pada aparat kepolisian maupun Satpol PP. Mereka pun menggantungkan harapan kepada Kepala Negara.

Sudah 80 kali jemaat GKI Yasmin bersama HKBP Filadelfia menggelar ibadah di depan Istana Merdeka. Meski harus merasakan panas terik beribadah di pinggir jalanan, mereka berharap suara mereka didengar oleh istana yang hanya berjarak 10 meter itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

Nasional
Paradoks Sejarah Bengkulu

Paradoks Sejarah Bengkulu

Nasional
Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Nasional
Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Nasional
Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Nasional
Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Nasional
Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Nasional
Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

Nasional
Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Nasional
Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Nasional
KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

Nasional
Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Nasional
Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi 'Doorstop' Media...

Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi "Doorstop" Media...

Nasional
Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Nasional
Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Anggota Paspampres Jokowi

Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Anggota Paspampres Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com