Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selangkah Lagi, Golkar-1 Kembali dalam Genggaman Aburizal Bakrie

Kompas.com - 03/12/2014, 07:26 WIB
Indra Akuntono

Penulis


BADUNG, KOMPAS.com - Musyawarah Nasional IX Partai Golkar mengagendakan pemilihan dan penetapan Ketua Umum Partai Golkar periode 2014-2019 pada hari ini, Rabu (3/12/2014). Ketua umum demisioner Golkar Aburizal Bakrie, yang kembali mencalonkan diri, berpeluang besar kembali memimpin Golkar untuk kedua kalinya. Hampir dipastikan tak ada yang akan menjadi lawan Aburizal dalam pemilihan.

Ketua Steering Committee Munas IX Partai Golkar Nurdin Halid mengatakan, seluruh pemegang suara sah menerima laporan pertanggungjawaban Aburizal dan menyatakan mendukung serta memilihnya sebagai Ketua Umum Golkar. Hal itu disampaikan Nurdin saat membacakan kesimpulan setelah penyampaian pandangan umum dari seluruh peserta Munas.

"Sebanyak 543 dari 543 pemegang suara mencalonkan dan memilih Aburizal Bakrie sebagai Ketua Umum Partai Golkar periode 2014-2019," kata Nurdin, di Ballroom Hotel Westin, Nusa Dua, Bali, Selasa (2/12/2014).

Menanggapi dukungan kepadanya, Aburizal mengaku terharu dan langsung mendeklarasikan diri dan menyatakan kesiapan untuk maju sebagai calon ketua umum. Menurut Aburizal, dukungan dari peserta Munas merupakan cermin amanat partai yang tidak dapat dibantah. Ia menerima dukungan tersebut dan akan menggunakannya dengan penuh tanggung jawab.

"Saya sangat terharu dan betapa besarnya kepercayaan Saudara. Tidak hanya menerima laporan pertanggungjawaban secara penuh, tapi juga mendukung dan memilih saya menjadi Ketua Umum Golkar untuk lima tahun ke depan," kata Aburizal.

Tim Verifikasi Dukungan Bakal Calon Ketua Umum Hamka B. Hadi menjelaskan, total pemegang suara sah di Munas IX mencapai 564 suara. Total suara itu berasal dari 1 suara DPP, 34 suara DPD I, 519 suara DPD II, dan 10 suara ormas pendiri atau didirikan. Akan tetapi, jumlah tersebut berkurang menjadi 543 suara.

Pengurangan suara terjadi karena alasan teknis misalnya beberapa ormas Golkar yang belum memberikan surat dukungan atau sudah memberikan surat dukungan tetapi tidak diakui karena pimpinannya dipecat sebagai kader Golkar. Dari 543 suara, total surat dukungan yang masuk ke tim verifikasi baru 536.

"Data yang masuk (semua) mendukung Aburizal. Kami verifikasi, apakah ada perbedaan data, dukungannya sah atau tidak. Lalu kita bawa ke paripurna," kata Hamka.

Sesuai aturan di internal Golkar, seorang calon ketua umum akan terpilih secara aklamasi jika mendapat dukungan 50 persen plus satu dari pemilik suara sah. Atau, calon tersebut akan terpilih aklamasi jika mendapatkan dukungan minimal 30 persen dari pemilik suara sah dan menjadi calon tunggal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com