Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Idrus Klaim Polri, Polda, hingga Gubernur Beri Izin Munas Golkar di Bali

Kompas.com - 28/11/2014, 15:59 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham mengklaim bahwa Munas Partai Golkar di Nusa Dua, Bali, pada 30 November 2014 sudah mendapatkan izin dari Polri dan Polda Bali. Dia menjamin Munas akan berlangsung kondusif meskipun banyak pertentangan soal penyelenggaraan Munas.

"Kepada Mabes Polri, kita sampaikan tanggal 23-24 November lalu, sudah juga dijawab, ada terima tentang itu. Polda Bali juga sudah rekomendasi dan siap mengamankan," kata Idrus di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (28/11/2014).

Idrus juga mengklaim bahwa Gubernur Bali Made Mangku Pastika menyambut baik penyelenggaraan Munas Golkar. Ia menyebut Pastika senang karena Bali sebagai tempat wisata menjadi destinasi banyak orang. "Kalau ada yang mau datang, puji Tuhan, pariwisata semakin berkembang," ujar Idrus.

Koordinator Koalisi Merah Putih tersebut menegaskan, apabila ada pihak-pihak yang ingin mengacaukan penyelenggaran Munas, maka hal itu menjadi tanggung jawab kepolisian.

Penyelenggaraan Munas IX Golkar ini ditentang oleh kelompok yang berseberangan dengan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie. Pada saat rapat pleno DPP Partai Golkar di kantor DPP Partai Golkar Jakarta, Selasa lalu, dua kelompok yang mengklaim sebagai Angkatan Muda Partai Golkar bentrok di lapangan parkir DPP Golkar.

Menyikapi hal itu, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Tedjo Edy Purdijatno meminta kepolisian untuk tidak mengeluarkan izin pelaksanaan Munas di Bali. Tedjo menilai penyelenggaraan Munas tersebut dapat memicu timbulnya keributan dan dapat mengganggu kegiatan wisata di Pulau Dewata.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com