Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Komisi II DPR, Lulung Sebutkan Kekecewaannya terhadap Ahok

Kompas.com - 19/11/2014, 15:47 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok baru saja secara sah dilantik menjadi Gubernur DKI Jakarta. Namun, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan Abraham Lunggana atau Lulung sudah mewacanakan hak interpelasi.

"DPRD DKI punya rencana untuk melakukan hak-hak kita. Kita sedang penggalangan untuk hak interpelasi. Ini perlu disampaikan karena kami sadar bahwa menggunakan hak interpelasi tidak sederhana," kata Lulung saat rapat dengar pendapat umum (RDPU) dengan Komisi II DPR RI, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (19/11/2014).

Lulung menjelaskan, rencana interpelasi itu dikemukakannya karena melihat perilaku Ahok yang kerap menimbulkan kontroversi dan perdebatan. Ucapan Ahok, kata dia, juga kerap menyakiti berbagai pihak. Padahal, menurut Lulung, seorang kepala daerah tidak hanya bisa dinilai dari prestasinya, tetapi juga oleh perilaku dan sikapnya sebagai figur publik.

"Bayangkan ketika UU MD3 masih prematur digodok di DPR, kemudian beliau melakukan sensasi politik dengan keluar dari Gerindra, kemudian menyatakan, 'Emang gue mau jadi budaknya DPRD' dan 'DPRD sumber korupsi'," ujar Lulung memberikan contoh.

Wakil Ketua Komisi II DPR Ahmad Riza Patria tak menggubris secara khusus permintaan Lulung itu. Pada akhir rapat, dia hanya menyampaikan bahwa semua keluhan akan ditampung. Pihaknya juga akan segera memanggil Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo untuk meminta penjelasan terkait pelantikan Ahok sebagai Gubernur DKI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Nasional
PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR Meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR Meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

Nasional
Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Nasional
Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Nasional
Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com