Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karangan Bunga untuk Jokowi-JK Hiasi Kompleks Istana Kepresidenan

Kompas.com - 20/10/2014, 09:00 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah karangan bunga tampak menghiasi Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (20/10/2014). Bunga-bunga itu dikirimkan untuk ucapan selamat dan sukses kepada Joko Widodo-Jusuf Kalla yang akan dilantik menggantikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono.

Karangan bunga itu antara lain dari segenap pengurus serta anggota badan pengurus Federasi Serikat Pekerja BUMN RI, Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia, dan pengurus Kamar Dagang Indonesia DKI Jakarta.

Pelantikan Jokowi-Kalla akan digelar di Gedung MPR/DPD/DPR RI, Senayan, mulai pukul 10.00 WIB. Kira-kira pukul 08.30 WIB, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beserta Ibu Negara Ani Yudhoyono berangkat dari Istana Negara menuju lokasi pelantikan.

Sejumlah tokoh nasional dan pimpinan atau utusan khusus negara sahabat akan hadir pada pelantikan Jokowi-JK itu. Perwakilan negara sahabat yang akan hadir itu meliputi Sultan Brunei Darussalam, Presiden Demokratik Timor Leste, Perdana Menteri Papua, Perdana Menteri Singapura, Perdana Menteri Australia, Perdana Menteri Malaysia, dan utusan khusus Pemerintah Jepang.

Semua anggota MPR juga akan hadir, termasuk semua ketua umum partai politik yang memiliki kursi di parlemen. Mereka diundang dan diharapkan dapat menghadiri acara pelantikan tersebut. Seusai pelantikan, SBY dan Jokowi akan mengikuti acara lepas sambut di Istana Negara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com