Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Doni Monardo: Paspampres Tak Boleh Salah

Kompas.com - 15/10/2014, 18:19 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Komandan Pasukan Pengamanan Presiden Mayor Jenderal Doni Monardo mengatakan, pengamanan pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih Joko Widodo dan Jusuf Kalla pada Senin (20/10) oleh aparat keamanan, khususnya Paspampres, sama sekali tidak boleh ada kesalahan. Kesalahan sekecil apa pun dikhawatirkan bisa menjadi sorotan bagi citra Indonesia.

”Saat pelantikan akan hadir perwakilan sejumlah negara, seperti Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry, Perdana Menteri (PM) Australia Tony Abbott, PM Malaysia Najib Razak, PM Singapura Lee Hsien Loong, pejabat setingkat perdana menteri Jepang, serta utusan khusus lain. Oleh sebab itu, pengamanan harus benar-benar diutamakan oleh Paspampres dan aparat lain. Paspampres sendiri sudah membentuk satuan tugas. Jadi, pelantikan presiden dan wakil presiden (wapres) harus menjadi momentum kebahagiaan dan perdamaian bangsa Indonesia,” ujar Doni saat memberikan pengarahan dan motivasi kepada sekitar 1.500 prajurit Paspampres di Markas Komando Paspampres di Tanah Abang II, Jakarta, Selasa (14/10).

Menurut Doni, yang dijadwalkan pada Senin (28/10) dilantik menjadi Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus, Paspampres harus mengantisipasi setiap potensi yang bisa mengganggu pelantikan presiden dan wapres periode 2014-2019.

”Polri akan mengerahkan lebih dari 20.000 anggota pasukan dan Paspampres akan sesuaikan jumlahnya. Persiapannya bukan hanya personel, melainkan juga kemampuan, kekuatan, dan peralatan. Paspampres yang mendampingi presiden dan wapres harus benar-benar siap performance karena di luar gedung (parlemen) tak hanya ada relawan presiden dan wapres terpilih, tetapi juga pendukung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wapres Boediono yang akan mengucapkan terima kasih atas kepemimpinan mereka,” tambah Doni.

Adapun dalam motivasinya kepada prajurit Paspampres, motivator Aqua Dwipayana menekankan, tugas yang disandang prajurit Paspampres untuk mengamankan presiden dan wapres merupakan amanah yang harus dipertanggungjawabkan dan tak boleh disia-siakan. ”Oleh sebab itu, Paspampres dituntut mengoptimalkan kemampuan dengan mengutamakan profesionalisme dan meniatkannya sebagai ibadah selama menjalankannya,” ujar Aqua.

Sementara itu, Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal Fuad Basya mengatakan, pihaknya siap membantu pengamanan sepenuhnya. ”TNI membantu Polri yang lebih tahu secara teknis pengamanannya. TNI siap dikerahkan untuk membantu,” kata Fuad.

Penangkal huru-hara

Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Unggung Cahyono mengungkapkan, personel pengamanan yang dilibatkan pada 20 Oktober mendatang dari Polri cukup besar, yaitu mencapai 24.815 personel. Alasannya, pada saat pelantikan Joko Widodo dan Jusuf Kalla menjadi presiden dan wapres, banyak kegiatan masyarakat.

”Selain Paspampres, ada juga 2.100 personel dari 12 kepolisian daerah yang diperbantukan ke Polda Metro Jaya. Personel dari luar Polda Metro adalah personel pasukan penangkal huru-hara dan penanggulangan anarkisme,” kata Unggung. (RTS/ONG/HAR)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

Nasional
1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

Nasional
Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Nasional
Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Nasional
Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Nasional
PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com