Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Untuk Kursi Pimpinan DPR, PDI-P Pilih Lobi PAN dan PPP daripada Demokrat

Kompas.com - 30/09/2014, 14:48 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan akan mencoba melobi Partai Amanat Nasional dan Partai Persatuan Pembangunan untuk mendapatkan kursi pimpinan DPR periode 2014-2019. Dua partai tersebut dinilai lebih mudah didekati dibandingkan partai lain dari Koalisi Merah Putih (KMP) atau Partai Demokrat.

"PPP dan PAN lebih berpeluang. Kita akan mencoba melobi mereka," kata politisi PDI Perjuangan, Eva Kusuma Sundari, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (30/9/2014).

Eva menjelaskan, meski tergabung dalam KMP, PPP dan PAN lebih mudah didekati karena elite partainya tidak satu suara. Di dua partai itu, kata Eva, tak ada sosok ketua umum yang benar-benar dipatuhi.

Sementara itu, Demokrat, kata dia, cenderung patuh dengan instruksi Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono.

"Demokrat sudah menyatakan di luar pemerintahan. Sudah sulit," ujar anggota Komisi III DPR itu.

PDI-P terancam tidak mendapat kursi pimpinan DPR selanjutnya jika gagal melakukan lobi dengan partai di luar koalisi Joko Widodo-Jusuf Kalla. Pasalnya, Mahkamah Konstitusi menolak uji materi UU Nomor 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (MD3) yang diajukan PDI-P.

Dengan putusan itu, PDI-P sebagai pemenang Pileg 2014 tidak otomatis mendapat jatah ketua DPR. Menurut Mahkamah, masalah pimpinan DPR menjadi hak dan kewenangan anggota DPR terpilih untuk memilih pimpinannya yang akan memimpin lembaga DPR.

Berdasarkan tata tertib, pimpinan DPR diajukan dalam satu paket yang berisi lima orang dari fraksi yang berbeda. Sementara itu, PDI-P saat ini hanya berkoalisi dengan Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Nasdem, dan Partai Hanura.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Spesifikasi 2 Kapal Patroli Cepat Terbaru Milik TNI AL

Spesifikasi 2 Kapal Patroli Cepat Terbaru Milik TNI AL

Nasional
Jokowi Panen Ikan Nila Salin di Tambak Air Payau di Karawang

Jokowi Panen Ikan Nila Salin di Tambak Air Payau di Karawang

Nasional
Momen Hakim MK Tegur Kuasa Hukum Caleg yang Mendebatnya

Momen Hakim MK Tegur Kuasa Hukum Caleg yang Mendebatnya

Nasional
Kejar Pemerataan Dokter Spesialis, Kemenkes Luncurkan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis RS Pendidikan

Kejar Pemerataan Dokter Spesialis, Kemenkes Luncurkan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis RS Pendidikan

Nasional
Jokowi Bakal Bisiki Prabowo Anggarkan Program Budi Daya Nila Salin jika Menjanjikan

Jokowi Bakal Bisiki Prabowo Anggarkan Program Budi Daya Nila Salin jika Menjanjikan

Nasional
Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

Nasional
Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Nasional
Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Nasional
Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Nasional
Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Nasional
Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Nasional
Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Nasional
Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Nasional
Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com