Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saksi Mengaku Serahkan Rp 6 Miliar kepada Staf DPR untuk Lobi Proyek PDT

Kompas.com - 15/09/2014, 22:03 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan asisten tenaga ahli di Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal, Aditya Akbar, mengaku pernah membantu pengusaha Teddi Renyut untuk melobi anggota Dewan Perwakilan Rakyat. Menurut Aditya, lobi yang dilakukannya berkaitan dengan anggaran proyek pembangunan di Kementerian PDT.

Aditya mengaku pernah menyerahkan uang Rp 6 miliar kepada seorang pria bernama Anjasmara yang mengaku sebagai staf anggota DPR. Uang Rp 6 miliar tersebut diperoleh Aditya dari Teddi.

"Dia (Anjasmara) meminta sejumlah uang. Misalnya, contoh dari sejumlah dana yang diminta Saudara Teddi, dia minta 7 persen dari pekerjaan itu," tutur Aditya saat bersaksi dalam persidangan kasus dugaan suap pembangunan talud di Biak dengan terdakwa Teddi Renyut di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Senin (15/9/2014).

Namun, menurut Aditya, anggaran dalam APBN-P untuk proyek pembangunan jalan di Kementerian PDT yang dijanjikan Anjasamara tidak pernah ada. Dia merasa ditipu. Aditya bersama dengan istri Teddi bahkan pernah menagih uangnya kembali.

"Karena dari awal perjanjiannya adalah APBNP, tapi sampai sekarang APBNP-nya tidak ada, setelah itu saya dibantu istri Teddi untuk menagih," kata dia.

Awalnya, Aditya mengaku yakin dengan Anjasmara setelah pria itu memperkenalkannya dengan anggota Komisi I DPR Syaiful Tamliha. Saat berkenalan, Aditya tidak berbicara dengan Syaiful. Ketika itu, Anjasmara-lah yang menyampaikan kepada Syaiful mengenai masalah anggaran.

"Waktu saya mau minta bicara setelah itu Anjas bilang, sudah sama gue saja," sambung dia.

Aditya semakin percaya ketika Anjas kerap mengajaknya bertemu di ruang makan Komisi I DPR. Namun, menurut Aditya, lobi yang dilakukannya ke DPR ini tidak berkaitan dengan proyek talud di Biak yang dipersoalkan KPK.

Terkait proyek Talud, Teddi didakwa menyuap Bupati Biak Yesaya Sombuk. Pemberian suap dilakukan agar perusahaan Teddi memperoleh pengerjaan proyek yang masih dalam perencanaan internal di Kementerian PDT tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com