Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Ancam Pecat Tim Transisi yang Jadi Calo Menteri

Kompas.com - 29/08/2014, 14:53 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden terpilih Joko Widodo memberikan sanksi tegas kepada Tim Transisi yang dibentuknya jika terbukti menjadi calo pihak tertentu dalam penyusunan kabinet atau perumusan kebijakan. Sanksi tegas itu berupa pemecatan yang telah ditekankan dalam perjanjian kerja di awal Tim Transisi dibentuk.

"Itu sudah jelas ditekankan sejak awal oleh Jokowi. Jadi, kata Jokowi, kalau anggota Tim (Transisi) atau pokja (kelompok kerja) melakukan itu (percaloan), sanksinya langsung pemecatan. Jadi, ada code of conduct," kata Deputi Tim Transisi, Andi Widjajanto, saat dihubungi, Jumat (29/8/2014).

Andi menjamin bahwa sampai saat ini tak ada anggota Tim Transisi atau pokja yang berusaha menyisipkan kepentingan saat bekerja. Hal itu ia sebut dapat diawasi bersama, termasuk oleh publik, karena Tim Transisi siap bekerja secara transparan.

Ia menegaskan, Tim Transisi dan pokja hanya bekerja untuk memetakan masalah dan merumuskan kebijakan sebagai solusi yang sejalan dengan visi dan misi Jokowi-Jusuf Kalla. Mengenai pemilihan figur dalam kabinet dan pelaksanaan kebijakan, semuanya menjadi hak prerogatif Jokowi-JK.

Selain itu, kata Andi, Tim Transisi dan pokja juga sangat disiplin dalam bertugas. Khususnya tidak menyebut nama figur tertentu untuk dimasukkan dalam kabinet, dan tidak mengikuti hasil survei mengenai figur yang dianggap layak mengisi posisi menteri tertentu.

"Jelas tugas kami tidak masuk ke sana. Tugas kami berhenti setelah selesai menggambar struktur kabinet. Aturan di dalam sini jelas tabu untuk membicarakan nominasi calon menteri," ujarnya.

Untuk diketahui, kinerja Tim Transisi dan pokja mendapat sorotan dan dikhawatirkan dimanfaatkan pihak tertentu untuk menitipkan nama dalam kabinet atau suatu kebijakan yang akan digulirkan Jokowi-JK. Kekhawatiran itu merupakan buah karena Tim Transisi cenderung bekerja tertutup.

Salah satu pihak yang melontarkan kekhawatiran itu adalah politisi Partai Nasdem, Despen Ompusunggu. Ia mengungkapkan, Jokowi harus punya mekanisme pengawasan dan pola penindakan tegas kepada seluruh Tim Transisi guna mencegah kemungkinan praktik percaloan atau broker proyek.

"Saya khawatir, sejumlah personel di Kantor Transisi Jokowi-JK tidak terlepas dari kepentingan bisnis dan motif mengejar jabatan atau menempatkan orang," kata Despen. (Baca: Jokowi Harus Cegah Percaloan di Tim Transisi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com