Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua KPK Ingin Pansel Bekerja Tahun Depan

Kompas.com - 27/08/2014, 19:46 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

J


AKARTA, KOMPAS.com
- Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad mengatakan, KPK tetap pada keputusan dalam rapat pimpinan sebelumnya yang menyatakan tidak akan mencari pengganti Wakil Ketua KPK Busyro Muqoddas. Ia menyatakan, KPK akan membiarkan pansel melakukan tugasnya pada saat pemilihan lima komisioner KPK tahun depan.

"Sebenarnya concern kita tetap mempersilakan pansel berjalan, tapi berjalan tahun depan dan merekrut lima pimpinan. Oleh karena itu, kita minta merekrut lima orang tapi itu juga dimulai tahun depan," kata Abraham di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (27/8/2014).

Abraham menyatakan, pimpinan KPK telah melakukan pertemuan dengan pansel. Namun, hasil pertemuan tersebut belum dapat disimpulkan karena komisioner KPK masih memegang teguh keputusan dalam rapim.

"Namun demikian dengan adanya masukan-masukan tentunya untuk mengubah satu keputusan kita harus melakukan rapim lagi. Posisi KPK masih seperti awal bahwa idealnya kita masih bisa menjalankan dengan empat orang," ujarnya.

Namun, Abraham tidak dapat memastikan apakah rapim tersebut akan dilakukan dalam waktu dekat atau tidak. Ia mengatakan, rapim tersebut belum tentu dilakukan selama KPK masih memegang prinsipnya bertahan dengan empat komisioner untuk menjalankan tugas KPK hingga pergantian kepemimpinan berikutnya.

Abraham mengatakan, sebelumnya KPK telah mengirim surat kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsuddin yang juga merupakan ketua panitia seleksi calon pimpinan KPK. Dalam surat tersebut, imbuh Abraham, KPK meminta agar pansel calon pimpinan KPK ditangguhkan.

"Kita sudah mengirim surat kepada presiden dan menkumham selaku ketua pansel untuk meminta penangguhan," ujar Abraham.

Abraham mengatakan, KPK meminta penangguhan pansel karena belum membutuhkan personil tambahan setelah Busyro mengakhiri masa jabatannya Desember mendatang. Menurut Abraham, komisioner KPK masih dapat bekerja secara efektif dan efisien meskipun personilnya berkurang satu.

"Kita melihat dengan tersisa empat orang, kita masih bisa menjalankan pemberantasan korupsi lebih efektif, efisien, dan tidak terganggu," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak 'Heatwave'

Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak "Heatwave"

Nasional
Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar Tapi dari Bawah

Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar Tapi dari Bawah

Nasional
Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

Nasional
Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

Nasional
BMKG Sebut Udara Terasa Lebih Gerah karena Peralihan Musim

BMKG Sebut Udara Terasa Lebih Gerah karena Peralihan Musim

Nasional
Disebut Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer, Bea Cukai Berikan Tanggapan

Disebut Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer, Bea Cukai Berikan Tanggapan

Nasional
Profil Eko Patrio yang Disebut Calon Menteri, Karier Moncer di Politik dan Bisnis Dunia Hiburan

Profil Eko Patrio yang Disebut Calon Menteri, Karier Moncer di Politik dan Bisnis Dunia Hiburan

Nasional
PDI-P Bukan Koalisi, Gibran Dinilai Tak Tepat Konsultasi soal Kabinet ke Megawati

PDI-P Bukan Koalisi, Gibran Dinilai Tak Tepat Konsultasi soal Kabinet ke Megawati

Nasional
Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Nasional
Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Nasional
Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Nasional
Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Nasional
Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com