Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fadli Zon: Tudingan-tudingan Allan Nairn Pengaruhi Hasil Pemilu

Kompas.com - 15/07/2014, 15:45 WIB
Febrian

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Sekretaris tim pemenangan nasional Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, Fadli Zon, menganggap tudingan Allan Nairn, jurnalis Amerika Serikat, terhadap Prabowo sudah menyerang wilayah pribadi. Menurut Fadli, pernyataan Allan bahkan sudah mengarah pada fitnah dan mengada-ada karena beberapa pernyataan Allan, yang pernah melakukan wawancara off-the record dengan Prabowo, tidaklah benar.

Karena mengeluarkan pernyataan beberapa saat menjelang Pilpres 2014, Fadli mengatakan bahwa tudingan Allan turut memengaruhi hasil Pilpres 9 Juli lalu.

"Tudingan-tudingan Allan Nairn ini sudah menjurus fitnah, dan juga menyerang hal-hal bersifat pribadi Pak Prabowo sebagai capres. Provokasi-provokasi yang dilakukannya (Allan) berpengaruh pada hasil pilpres," ucap Fadli pada konferensi pers di Rumah Polonia, Jakarta Timur, Selasa (15/7/2014).

Fadli juga menekankan bahwa pihaknya sudah melaporkan Allan Nairn kepada Bareskrim Polri beberapa waktu lalu. Fadli mengatakan, tindakan Allan tidak hanya merugikan Prabowo secara pribadi, tetapi juga termasuk upaya merusak proses demokrasi di Indonesia yang sedang berlangsung. Fadli dengan tegas menyatakan bahwa upaya yang dilakukan Allan Nairn adalah bentuk intervensi asing di Indonesia.

"Polisi akan tindak lanjuti. Ini merusak proses demokrasi, ini masalah kedaulatan kita. Demokrasi kita tak boleh ada intervensi, asing tak boleh campuri," ucap Wakil Ketua Umum Partai Gerindra tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

Nasional
Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Nasional
KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

Nasional
Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Nasional
KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

Nasional
KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

Nasional
Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Nasional
Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Nasional
Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nasional
Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non-Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non-Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com