Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota Komisi II DPR Sesalkan Banyaknya C1 yang Janggal

Kompas.com - 14/07/2014, 15:36 WIB
Meidella Syahni

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Komisi II DPR RI, Yasonna Laoli, menyesalkan temuan sejumlah pindaian formulir C1 yang janggal dari beberapa daerah. Ia meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) mencermati proses rekapitulasi suara, terutama di titik-titik rawan kecurangan.

"Kita menyesalkan itu. Meskipun KPU menyatakan ada kesalahan tabulasi atau tulisan dan bukan kesengajaan, KPU tetap harus hati-hati dan cermati secara benar, mulai dari KPPS hingga ke kabupaten dan provinsi," ujar Yasonna saat dihubungi Kompas.com, Senin (14/7/2014).

Politisi PDI-P itu mengatakan, pengawasan hingga ke tingkat bawah itu penting agar tidak terjadi kesalahan yang sama dan masif sampai ke rekapitulasi tingkat atas. Terlebih lagi, masih banyak daerah yang belum mengunggah pindaian formulir C1. "Contohnya di Papua baru 10 persen. Ini harus benar-benar dikawal," katanya.

Jika kejanggalan ini masif dan terjadi seragam di satu daerah, kata Yasonna, perlu dicurigai potensi kecurangan yang terstruktur. Terlebih lagi, kejanggalan ini dibarengi dengan hasil quick count lembaga survei yang berbeda dan bertolak belakang. Ia berharap quick count tidak menjadi alat legitimasi untuk membenarkan salah satu kelompok.

Ia mengatakan, Komisi II DPR mengimbau seluruh jajaran partai politik dan saksi dari kedua pasang calon presiden untuk menghormati proses demokrasi dengan beretika dan beradab untuk mencegah potensi kecurangan. "Kalau ada daerah yang bertahan inkonsistensi perlu dilakukan pemungutan suara ulang," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com