JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat politik dari Universitas Nasional Alfan Alfian menilai, konsep kebijakan ekonomi yang disampaikan calon presiden Joko Widodo saat debat kedua capres masih bersifat mikro. Jokowi hanya memaparkan sejumlah kebijakan yang pernah diterapkan saat masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta maupun Wali Kota Solo.
“Jokowi punya gagasan menarik, tapi cakupannya belum dalam skala negara," kata Alfan saat dihubungi wartawan, Selasa (17/6/2014).
Hal berbeda, kata Alfan, justru ditampilkan oleh rivalnya, Prabowo Subianto. Menurut Alfan, Jokowi sebenarnya ingin menunjukkan bahwa dirinya menguasai persoalan perekonomian secara makro. Namun yang terjadi, Jokowi hanya mengesankan dirinya menguasai hal mikro.
“Dia lebih banyak kasih contoh kebijakan dia waktu jadi Wali Kota Solo dan Gubernur DKI. Di DKI sendiri kan sesungguhnya masih banyak soal yang belum tuntas,” ujarnya.
Sementara itu, ia mengatakan, konsep ekonomi kerakyatan yang diusung Prabowo telah menggambarkan bagaimana pemerintahan ke depan yang dibangun dapat mencegah dan mengatasi persoalan secara makro. Persoalan itu di antaranya, mengenai kebocoran keuangan negara, penguatan infrastruktur, dan penambahan lahan pertanian.
"Dia secara konkret menyebut akan membuat kebijakan di sektor pertanian dan nelayan dengan memperkuat bank petani dan nelayan. Ini artinya pemerintah akan lebih proaktif,” ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.