Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapok, PKB Tak Mau Masuk Poros Islam

Kompas.com - 24/04/2014, 12:07 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
— Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) memastikan tidak akan bergabung dengan poros partai Islam yang kembali diwacanakan dibentuk beberapa waktu lalu. PKB mengaku trauma dengan pengalaman saat pemerintahan Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang dijatuhkan oleh poros tengah.

"Kami agak kapok koalisi dengan partai Islam karena saat itu Amien Rais sendiri yang datang ke sesepuh kami dan berjanji akan menjaga Gus Dur. Tapi, enggak ada 2 tahun, peristiwa politik tragis terjadi," ujar Juru Bicara PKB Muhammah Nurhayid di Jakarta, Rabu (23/4/2014).

Hayid mengakui pengalaman itu menjadi pil pahit yang harus diterima PKB dan tak akan pernah dilupakan oleh partai ini. Sikap keengganan PKB untuk bergabung dalam poros Islam juga sudah diutarakan langsung oleh Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dalam pertemuan partai Islam beberapa waktu lalu.

"PKB saat ini jelas dalam keinginan untuk koalisi kebangsaan. Kami ingin berkoalisi dengan sosok atau figur yang bisa menjaga atau merawat NKRI, termasuk bergabung dengan partai nasionalis," katanya.

Seperti diberitakan, PKB kini semakin dekat ke Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Bakal calon presiden PDI-P, Joko Widodo, sudah bertemu dengan Muhaimin. Namun, pembahasan antara kedua partai masih alot karena PKB menginginkan posisi calon wakil presiden.

Sempat muncul wacana Muhaimin berniat maju sebagai wakil Jokowi, tetapi hal itu dibantah Muhaimin. Selain nama Muhaimin, ada pula nama mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD. Selain dengan PDI-P, PKB juga sempat membuat komunikasi politik dengan Partai Gerindra. Namun, hingga kini, PKB masih belum menentukan sikapnya.

Hayid menuturkan, partainya akan menunggu hingga Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan secara resmi perolehan suara dan kursi setiap partai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com