JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung mengaku kecewa dengan perolehan suara Partai Golkar pada pemilu legislatif kemarin jika melihat hasil hitung cepat. Berdasarkan hasil hitung cepat berbagai lembaga survei, suara Partai Golkar sekitar 15 persen. Jumlah tersebut stagnan jika melihat perolehan suara Partai Golkar pada Pemilu 2009 lalu sebesar 14,4 persen.
"Hasil itu jauh sekali dari target kita. Kita pasang target 20 persen sampai 25 persen. DPP (Golkar) harus menjelaskan kenapa bisa jauh menurun dari target seperti itu," kata Akbar dalam diskusi bertajuk "Membaca Arah Koalisi Partai Politik" di Universitas Mercu Buana, Jakarta, Jumat (11/4/2014).
Melihat hasil yang jauh dari target itu, Akbar pesimistis Golkar bisa mengusung capres dalam pemilu presiden mendatang. Berdasarkan Pasal 9 Undang-Undang Pemilihan Presiden, seorang calon presiden harus diusung dari partai politik atau gabungan partai politik tertentu yang mendapatkan 20 persen kursi DPR atau 25 persen suara sah nasional.
"Kalau kursi 20 persen baru bisa Golkar mencalonkan sendiri. Kalau tidak, kan opsinya koalisi dengan partai lain. Tapi masalahnya partai lain mau atau tidak bersama-sama mengusung Aburizal sebagai capres?" ucap Akbar.
Jika nantinya memang tidak ada partai koalisi yang mau bersama-sama mendukung Aburizal, Akbar mengatakan, partainya sudah mempunyai opsi lain. Partai berlambang pohon beringin itu ingin mengusung cawapres, berpasangan dengan capres dari partai koalisi.
"Kita juga harus realistis melihat hasil suara kita ini, jangan sampai kita ngotot mengusung capres, tapi partai lain tidak bersedia," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.