Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPP Golkar: Dukungan untuk Ical Paling Besar Dibanding JK-Akbar

Kompas.com - 21/03/2014, 13:33 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Partai Golkar tidak mengkhawatirkan dukungan publik terhadap pencalonan Aburizal Bakrie alias Ical sebagai presiden, jika dua petinggi Golkar lainnya, Jusuf Kalla (JK) dan Akbar Tandjung, juga maju pada Pemilu Presiden 2014.

Ketua DPP Partai Golkar Hajriyanto Y Thohari mengakui bahwa tidak mungkin semua kader dan simpatisan Partai Golkar mendukung Ical untuk maju pada Pilpres 2014. Hanya, menurut dia, dukungan terhadap Ical tetap paling besar dibanding tokoh lain di internal Partai Golkar.

"Tidak khawatirlah. Setiap tokoh di Golkar punya pendukungnya sendiri, tapi dukungan untuk Pak Aburizal tetap yang paling besar. Tentu saja susah untuk mendukung 100 persen tokoh tertentu," kata Hajriyanto di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (21/3/2014).

Hajriyanto menganggap biasa perpecahan dukungan di internal Partai Golkar. Perpecahan suara, kata dia, juga terjadi di parpol lain. Sikap orang terhadap parpol dan capres juga bisa berbeda.

"Semua hasil survei menunjukkan tidak ada satu pun parpol yang 100 persen sama dukungannya antara pileg dan pilpres. Ketika pileg, semua milih partainya. Tapi pilpres tidak karena ada jagoannya sendiri-sendiri di dalam partai," kata Wakil Ketua MPR itu.

"Kemarin juga saat Pak Wiranto maju diusung Golkar di pilpres 2004, Pak Jusuf Kalla juga maju diusung Demokrat bersama SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) kan?" tambahnya.

JK sudah masuk ke dalam bursa capres Partai Kebangkitan Bangsa. Dia harus bersaing melawan dua tokoh lainnya, yakni Mahfud MD dan Rhoma Irama. JK sudah menyatakan siap maju pada Pilpres 2014. Belakangan, Akbar menyatakan siap untuk maju sebagai calon wakil presiden.

Hajriyanto menilai, sebagai politisi senior, wajar saja Akbar mengeluarkan pernyataan seperti itu. "Akbar itu kan politisi senior. Ya sebagai politisi, tidak mungkin menjawab no comment. No comment itu kan bukan sikap politisi. Nah, Bang Akbar itu menjawab pertanyaan dari wartawan bagaimana kalau dimajukan sebagai cawapres. Sebagai politisi, ya harus jawab karena menghargai pertanyaan semacam itu. Seorang politisi tulen tidak mungkin tidak bersedia karena ini juga kan untuk kepentingan bangsa dan negara," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Nasional
Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Nasional
Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Nasional
Hanya Ada 2 Suplier Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Hanya Ada 2 Suplier Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Nasional
Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House, Anggarannya Hampir 1 Triliun

Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House, Anggarannya Hampir 1 Triliun

Nasional
KPK Didesak Usut Pemberian THR ke Anggota DPR dari Kementan, Panggil Bersaksi dalam Sidang

KPK Didesak Usut Pemberian THR ke Anggota DPR dari Kementan, Panggil Bersaksi dalam Sidang

Nasional
Pabrik Bata Tutup, Jokowi: Usaha Itu Naik Turun, karena Efisiensi atau Kalah Saing

Pabrik Bata Tutup, Jokowi: Usaha Itu Naik Turun, karena Efisiensi atau Kalah Saing

Nasional
KPU Ungkap Formulir C.Hasil Pileg 2024 Paniai Dibawa Lari KPPS

KPU Ungkap Formulir C.Hasil Pileg 2024 Paniai Dibawa Lari KPPS

Nasional
Soal 'Presidential Club' Prabowo, Bamsoet Sebut Dewan Pertimbangan Agung Bisa Dihidupkan Kembali

Soal "Presidential Club" Prabowo, Bamsoet Sebut Dewan Pertimbangan Agung Bisa Dihidupkan Kembali

Nasional
KPK Periksa Dirut Nonaktif PT Taspen Antonius Kosasih

KPK Periksa Dirut Nonaktif PT Taspen Antonius Kosasih

Nasional
KPU Ungkap 13 Panitia Pemilihan di Papua Tengah yang Tahan Rekapitulasi Suara Berujung Dipecat

KPU Ungkap 13 Panitia Pemilihan di Papua Tengah yang Tahan Rekapitulasi Suara Berujung Dipecat

Nasional
Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen, Jokowi: Negara Lain Masuk Jurang, Kita Naik

Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen, Jokowi: Negara Lain Masuk Jurang, Kita Naik

Nasional
Eks Anak Buah SYL Beri Tip untuk Paspampres, Gratifikasi Disebut Jadi Kebiasaan

Eks Anak Buah SYL Beri Tip untuk Paspampres, Gratifikasi Disebut Jadi Kebiasaan

Nasional
TPN Resmi Dibubarkan, Hasto Tegaskan Perjuangan Tetap Dilanjutkan

TPN Resmi Dibubarkan, Hasto Tegaskan Perjuangan Tetap Dilanjutkan

Nasional
Kelakar Jokowi soal Kemungkinan Pindah Parpol Usai Tak Dianggap PDI-P

Kelakar Jokowi soal Kemungkinan Pindah Parpol Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com