Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hanya 7 Parpol dan 18 Caleg DPD Daftar Sengketa Pemilu

Kompas.com - 20/03/2014, 16:48 WIB
Deytri Robekka Aritonang

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) telah menutup pendaftaran sengketa pemilu dari partai politik dan calon anggota legislatif (caleg) DPD yang dicoret sebagai peserta Pemilu 2014, Rabu (19/3/2014) pukul 23.59 WIB. Ada tujuh partai politik (parpol) dan 18 caleg DPD yang mendaftarkan sengketa.

"Ada tujuh parpol dan 18 caleg yang mendaftar," ujar Kepala Sub Bagian Administrasi Keputusan dan Tindak Lanjut Penyelesaian Sengketa Bawaslu Bugi Kurnia Widianto di Gedung Bawaslu, Jakarta Pusat, Kamis (20/3/2014).

Tetapi, kata dia, belum semua peserta pemilu melengkapi berkas sengketa. Menurutnya, parpol yang sudah melengkapi berkasnya adalah Partai Gerindra, Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI). Sisanya, yaitu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Partai Demokrat, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Bulan Bintang (PBB) belum melengkapi berkas sengketa.

"Pelengkapan berkas sengketa harus dipenuhi dan ditunggu hingga tiha hari ke depan," kata Bugi.

Adapun caleg DPD yang telah melengkapi berkasnya ada sembilan orang. Mereka adalah calon DPD dari Arieston Dappa (Nusa Tenggara Timur), Sudir Santoso (Jawa Tengah), Zakaria, Yakobus Kumis, Agustinus Clarus (Kalimantan Barat). Taufikurrahman (Sumatera Selatan), Zainuddin T Aminula (Sulawesi Tengah), Kasmawati Basalamah (Sulawesi Selatan).

Sedangkan calon DPD yang sudah mendaftar tapi belum melengkapi berkasnya adalah Tgk Teuku Andul Mutalib (Aceh), Erick Sitompul (Sumatera Utara), Ahmad Rusdi Arif (Banten), Aleksius Armanjaya, Asyera Wondalero, Romanus Ndau (NTT), M Said (Kalimantan Timur), Kasmir (Sulawesi Tenggara), dan Theofilus Waimuri (Papua).

KPU mencoret 35 calon DPD dan sembilan parpol di 25 kabupaten/kota yang karena tidak melaporkan dana kampanye tepat waktu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com