Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY Marah 2 Pejabat Tak Ikut Rapat Atasi Bencana Asap

Kompas.com - 14/03/2014, 15:59 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melakukan video conference terkait penanggulangan asap di Riau dari Mapolda Jawa Tengah, Jumat (14/3/2014). Video conference itu juga diikuti sejumlah pejabat yang berkumpul di Mabes Polri di Jakarta dan Polda Riau.

Saat membuka rapat, Presiden langsung mendata para pejabat yang hadir. SBY lalu marah begitu tahu Gubernur Riau Annas Maamun dan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono tak ikut rapat.

"Sebelum saya memasuki agenda penting dalam rapat sekarang ini, saya ingin mengetahui, siapa saja yang hadir agar rapat kita berjalan efektif," ucap Presiden SBY saat membuka rapat.

Kepala Badan Nasional Penanggulan Bencana Syamsul Ma'arif yang berada di Mapolda Riau melaporkan bahwa Gubernur Riau tidak bisa hadir saat rapat karena harus memimpin penanggulangan asap di sejumlah wilayah. Lalu Gubernur Riau diwakilkan oleh Wakil Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman.

"Harusnya Gubernur ada di situ. Gubernur melaporkan langsung kepada saya, apa yang sudah dan sedang dilakukan, dan sekaligus Gubernur mendengarkan perintah-perintah saya nantinya," tutur Presiden.

Presiden juga mengkritik Gubernur Riau yang lebih memilih terjun ke lapangan. Menurut Presiden, Wakil Gubernur seharusnya yang menggantikan Gubernur berada di garis terdepan untuk sementara.

"Itu cara mengatasi manajemen krisis yag harus dijalankan di saat kritis," katanya.

Presiden langsung melanjutkan memeriksa kehadiran pejabat yang mengikuti video conference di Mabes Polri. Wakil Presiden Boediono melaporkan pejabat yang hadir, yakni Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan, Jaksa Agung Basrif Arief, Menteri Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya, dan Panglima TNI Jenderal Moeldoko.

"Kami sedang menunggu juga Bapak Mendagri yang juga akan bergabung bersama kami," ujar Boediono.

"Menko Kesra kok enggak kelihatan, ada di mana?" tanya Presiden.

Boediono mengaku sudah menghubungi Agung pada Kamis malam, tetapi yang bersangkutan tengah ada di Jawa Tengah. "Karena ada komitmen sesuatu yang tidak bisa ditinggal," ujar Boediono tersendat-sendat.

Lantaran Agung batal hadir, Boediono mengaku sudah meminta laporan secara tertulis yang sudah diterima pagi ini. "Karena ini krisis, kriris asap, krisis kebakaran yang intensitasnya tinggi. Tolong sampaikan ke Pak Agung Laksono untuk laksanakan itu, untuk pahami. Beliau sudah terlanjur berangkat, tapi yang akan datang tolong menjadi prioritas," kritik SBY.

Boediono menambahkan, dirinya sudah merencanakan untuk mengumpulkan semua pejabat terkait untuk melakukan koordinasi penanggulangan asap pada Senin (17/3/2014) pekan depan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Nasional
Ditanya soal Ikut Dorong Pertemuan Megawati-Prabowo, Jokowi Tesenyum lalu Tertawa

Ditanya soal Ikut Dorong Pertemuan Megawati-Prabowo, Jokowi Tesenyum lalu Tertawa

Nasional
Berhaji Tanpa Visa Haji, Risikonya Dilarang Masuk Arab Saudi Selama 10 Tahun

Berhaji Tanpa Visa Haji, Risikonya Dilarang Masuk Arab Saudi Selama 10 Tahun

Nasional
Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

Nasional
Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Nasional
Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Nasional
PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

Nasional
Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Nasional
Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Nasional
Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Nasional
PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

Nasional
Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Nasional
KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com