Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rizieq: Hukuman Koruptor Harus Lebih Berat dari Potong Tangan

Kompas.com - 04/03/2014, 12:29 WIB
Rahmat Fiansyah

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Ketua Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq mengatakan, para koruptor seharusnya mendapatkan hukuman lebih berat dari sekadar potong tangan. Menurut Rizieq, korupsi bukan semata kesalahan hukum formal, melainkan kejahatan kemanusiaan.

"Kejahatan korupsi bisa dibilang setingkat genocide karena telah menyebabkan masyarakat kelaparan, pengangguran," kata Rizieq saat seminar "Fenomena Artidjo Alkostar: Harapan Penegakan Hukum di Indonesia" di Hotel Bidakara, Jakarta, Selasa (4/3/2014).

Rizieq mengatakan, dalam ilmu fiqih, ada dua tafsiran ulama mengenai korupsi. Tafsiran pertama mengatakan bahwa korupsi sama dengan pencurian sehingga hukuman terhadap koruptor berupa potong tangan. Sementara tafsiran kedua, kata dia, koruptor tidak bisa disamakan dengan pencuri.

"Hukumnya mengikuti penafsiran hakim sesuai tingkatan kesalahan yang dilakukan. Jadi boleh dijatuhi hukuman mati sekalipun," ucapnya.

Ia menolak jika disebut terlalu emosional ketika mendukung hukuman mati terhadap koruptor. Menurutnya, hukuman mati memiliki logika sederhana yang dapat diterima akal sehat manusia. Dalam Islam, kata dia, seorang pencuri dipotong tangannya saat mencuri senilai seperempat dinar atau sekitar Rp 600 ribu.

"Bagaimana dengan (kasus dugaan korupsi) Century yang 6,7 triliun? Kalau korupsi sebanyak itu, yang korupsi bukan tangannya, tapi otaknya. Yang harus dipotong bukan tangannya," ucapnya.

Keadilan, kata Rizieq, harus ditegakkan dan tidak boleh ditawar-tawar. Ia pun menyitir kisah Nabi Muhammad saat memberikan hukuman yang tegas tanpa pandang bulu kepada seorang anak tokoh suku yang terkemuka. Tanpa keadilan, kata dia, suatu negara bisa binasa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Nasional
KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

Nasional
KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

Nasional
Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Nasional
Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Nasional
Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nasional
Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Nasional
Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Nasional
[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com