Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diawasi BPKP, Kemhan Yakin Dana Kapal Selam Tak Diselewengkan Jelang Pemilu

Kompas.com - 19/02/2014, 17:20 WIB
Dian Maharani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Kementerian Pertahanan menegaskan pencairan dana Rp 2 triliun untuk proyek kapal selam tidak terkait Pemilihan Umum (Pemilu) 2014. Anggaran pembuatan kapal selam itu dinilai tidak akan diselewengkan untuk pemenangan pemilu karena turut diawasi oleh Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

"Di sini juga diawasi melekat oleh BPKP. Jadi khayalan mendekat ada hubungannya ke pemilu itu menurut saya terlalu jauh, tidak mendasar," ujar Staf Ahli Bidang Kerja Sama dan Hubungan Kelembagaan Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP), Zilmi Karim, di Gedung Kemhan RI, Rabu (19/2/2014).

Seperti dikutip dari Kompas, pemerintah dan Komisi I DPR telah menyepakati suntikan dana berupa penyertaan modal negara (PMN) untuk PT PAL senilai total 250 juta dollar AS. Dana tersebut dianggarkan lewat APBN Perubahan 2014 dan akan dicairkan secara bertahap. Tahap pertama sebesar 188 juta dollar AS atau Rp 2 triliun dianggarkan pada April 2014.

Sementara itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan mengatakan, pencairan dana untuk proyek kapal selam baru akan dilakukan Oktober 2014. Pendiri Koalisi Netralitas TNI, Muradi, menilai, pencairan anggaran pembangunan kapal berisiko terjadi penyimpangan dalam penggunaannya untuk mendukung kelompok atau figur tertentu jelang pemilu.

"Berdasarkan pengalaman pelaksaan pemilu sebelumnya, ditemukan ada langkah secara sistematis atau sporadis yang membuat TNI tidak netral," kata Muradi seperti dikutip dari Kompas.

Ia berharap pencairan dana yang berdekatan dengan Pemilu 2014 itu ditunda. Sementara itu, Zilmi menambahkan, pembangunan kapal selam untuk kemajuan industri pertahanan di Indonesia. Pembangunan kapal selam ini bekerja sama dengan Korea Selatan.

"Di sini kita butuh satu kesatuan visi. Dalam rangka mewujudkan kemandirian industri pertahanan," katanya. Ketua Tim Pelaksana KKIP, Laksamana (Purnawirawan) Sumardjono, menambahkan, kebutuhan kapal selam di Indonesia mendesak karena sebagian besar wilayah Indonesia merupakan perairan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

Nasional
Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Nasional
MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

Nasional
Paradoks Sejarah Bengkulu

Paradoks Sejarah Bengkulu

Nasional
Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Nasional
Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Nasional
Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Nasional
Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Nasional
Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Nasional
Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

Nasional
Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Nasional
Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Nasional
KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

Nasional
Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Nasional
Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi 'Doorstop' Media...

Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi "Doorstop" Media...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com