Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eksekutor Penembak Anggota Polisi Ikut Tewas Ditembak Densus 88

Kompas.com - 01/01/2014, 17:13 WIB
Rahmat Fiansyah

Penulis


TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Baku tembak antara tim Detasemen Khusus Antiteror 88 Mabes Polri dan para terduga teroris di Ciputat, Tangerang Selatan, menewaskan lima terduga teroris. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Humas Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan satu dari lima terduga teroris yang tewas adalah Nurul Haq alias Dirman. Nurul diketahui penembak anggota Polri.

"Nurul Haq salah satu eksekutor anggota Polri yang ditembak," kata Boy kepada wartawan di sekitar area penggerebekan, Rabu (1/1/2014).

Untuk diketahui, Nurul Haq merupakan salah seorang terduga teroris yang telah ditetapkan sebagai Daftar Pencarian Orang (DPO). Ia diduga terkait dengan kasus penembakan terhadap anggota kepolisian di Pondok Aren, Tangerang Selatan beberapa waktu lalu.

Boy mengatakan saat dievakuasi ada kemiripan luka berupa jahitan di bibirnya. Luka jahitan itu, katanya, mirip luka yang didapat Nurul Haq saat terjatuh dalam peristiwa penembakan di Pondok Aren. Selain Nurul Haq, empat terduga lainnya yang tewas adalah Oji alias Tonggo, Rizal alias Teguh alias Sabar, Hendi, dan Edo alias Amri.

Sementara Daeng alias Dayat atau Hidayat juga ikut tewas karena berusaha kabur dengan sepeda motor. Nyawanya tak tertolong saat berada di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur. "Tapi namanya bisa berubah-ubah karena orang-orang ini namanya lebih dari satu," tukasnya.

Dalam baku tembak yang berlangsung selama 10 jam itu, seorang anggota tim Densus 88 juga ikut terluka. Boy mengatakan polisi itu tertembak di bagian lutut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com