Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Kaitan Terduga Teroris Ciputat dan Kelompok Badri

Kompas.com - 01/01/2014, 02:25 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Para terduga teroris yang digerebek di Ciputat, Tangerang, Selatan, Selasa (31/12/2013) malam, diduga punya  kaitan dengan sejumlah jaringan teroris. Salah satu di antaranya, diduga adalah jaringan terduga teroris Badri Hartono.

"Ini terkait Badri yang sudah tertangkap di Surakarta sebelumnya," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Humas Polri, Brigjen Pol Boy Rafli Amar, di lokasi penggrebekan, Rabu (1/1/2014) dini hari.

Densus 88 Mabes Polri menggerebek rumah kontrakan di Gang Haji Hasan, RT 04 RW 07, Kelurahan Kampung Sawah, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Selasa sejak sekitar pukul 19.00 WIB.

Badri diduga adalah anak buah dari Bagus Budi Pranoto alias Urwah, yang adalah anak buah Noordin M top. Badri diduga memimpin kelompok beranggotakan Muhammad Thorik (32) yang merencanakan sejumlah aksi teror di Jakarta.

Densus 88 menangkap Badri di dekat rumahnya di Desa Griyan RT 05 RW 10 Kelurahan Pajang, Laweyan, Surakarta, Sabtu (22/9/2012). Badri disebut punya keahlian merakit bom dan pernah mengikuti pelatihan di Poso, Sulawesi Tengah.

Boy menambahkan, penggerebekan di Ciputat ini juga merupakan pengembangan dari penangkapan terduga A di Banyumas, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu.

Dalam penggerebekan ini, seorang terduga teroris tewas ditembak dan satu terduga lain sudah ditangkap. "Tiga lagi masih ada di dalam. Kita masih melakukan upaya persuasif," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com