Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Tri Rismaharini Memimpin Surabaya

Kompas.com - 30/11/2013, 08:30 WIB
Deytri Robekka Aritonang

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Di tengah krisis kepemimpinan di Indonesia, sosok pemimpin yang penuh kerendahan hati dan rasa kemanusiaan tetapi tegas menjadi dambaan. Pemimpin dengan tekad untuk mengabdi, jauh meninggalkan ketertarikan pada keriuhan panggung politik.

Dewan Guru Besar Universitas Indonesia menghadirkan sosok Tri Rismaharini dalam Seminar Indonesia Menjawab Tantangan Kepemimpinan Menuju Bangsa Pemenang di Kampus Universitas Indonesia (UI), Jakarta Pusat, Jumat (29/12/2013). Wali Kota Surabaya ini diminta untuk bertutur tentang kesehariannya memimpin kota yang baru saja meraih penghargaan internasional Future Government Award 2013 di tingkat Asia Pasifik untuk dua kategori sekaligus, Data Center dan Data Inclusion.

Risma, sapaan akrabnya, bertutur, saat dirinya menyusuri jalanan di lingkungan rumahnya di suatu pagi, sebelum jarum jam menunjukkan pukul 6, dia berpapasan dengan seorang anak yang belakangan diketahuinya sebagai anak berkebutuhan khusus. Risma mengaku sempat berpikir bahwa anak di hadapannya itu merindukan kasih sayang sehingga dia mengajaknya berbincang.

"Saya yakin dia dibuang keluarganya. Dia memeluk sebuah tas berisi baju bagus-bagus," kata Risma.

Dalam program yang dirancang Risma bersama aparatnya di Pemerintahan Kota Surabaya, anak itu kemudian dibimbing oleh para guru dan psikolog. Di tempat itu, beberapa anak berkebutuhan khusus diajari kesenian. Kerja keras dan kasih sayang Risma dan pembantunya, para aparat daerah, berbuah manis.

"Sekarang mereka sudah buat pameran lukisan, memamerkan lukisannya," kata Risma yang langsung disambut gemuruh tepuk tangan peserta seminar.

Kasih sayang pemimpin struktural, lanjutnya, juga harus diwujudkan dalam penanganan anak-anak nakal dan putus sekolah. Di Ibu Kota Jawa Timur itu, tidak sedikit orangtua yang mulai menyerah mendidik dan merawat anaknya karena tak lagi tahan dengan kenakalan sang anak.

"Mari sini, berikan kepada saya," kata Risma.

Dan sekali lagi, perempuan yang berpengalaman bekerja pada birokrasi itu merangkul anak-anak terbuang itu. Di rumah penampungan milik pemda, anak-anak itu ditanyai cita-cita dan keinginannya. Kemudian, mereka diberi keterampilan dan dilatih sesuai dengan keinginan si anak, bahkan bela diri sekali pun.

"Saya ajari tinju. Tidak apa, daripada gelut (berkelahi) di luar. Saya bilang, dulu Mike Tyson latihan di sini. Saya bohong-bohongi sedikit," ujarnya berkelakar yang disambut gemuruh tawa peserta.

Dan kini, sang anak tengah berlatih di sasana tinju terkemuka di daerah itu. Yang lain dilatih bersepeda oleh pemda. Surabaya patut berbangga karena anak-anak nakal itu berhasil memboyong medali perak pada lomba bersepeda pada SEA Games yang dihelat di Indonesia, 2011 lalu.

Tak hanya itu, perempuan kelahiran 1961 itu percaya, keberhasilan pembangunan suatu daerah juga mengandung peran aktif warganya. Atas kepercayaannya itu, dia sangat jarang memberi bantuan uang atau logistik secara cuma-cuma bagi warganya.

Itulah yang dilakukannya pada seorang perempuan penjual gorengan. Perempuan itu menyambangi Risma pada sebuah kunjungan ke sekolah. Risma kemudian tahu, perempuan tersebut sudah dua hari tidak berdagang yang tentu membuat penghasilan keluarganya menurun.

Risma memang memberi perempuan tersebut sejumlah uang untuk makannya dan keluarganya. Namun, Risma juga memfasilitasinya dengan keterampilan membuat dan mendesain baju. Tidak tanggung-tanggung, perempuan itu kini telah mengekspor baju-bajunya hingga ke Amerika dan Eropa.

Satu per satu pengalaman dan pencapaiannya dalam memimpin Kota Surabaya sejak tahun 2010 lalu disampaikannya, termasuk di antaranya pembangunan Taman Wungkul yang didaulat sebagai taman terbaik di Asia oleh PBB.

Setiap jeda bertutur, peserta selalu menyambutnya dengan tepuk tangan. Tak ayal, penuturan Risma membuat terkesan anggota Dewan Guru Besar (DGB) UI yang hadir di aula Fakultas Kedokteran UI. Ketua DGB Fakultas Ilmu Budaya UI Riris Sarumpaet termasuk yang tidak dapat menutupi kekaguman dan rasa harunya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com