Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden: Kalau Produk Kita Dihalangi, Kita Juga Bisa Halangi Komoditas Negara Lain Masuk

Kompas.com - 29/11/2013, 00:04 WIB
Icha Rastika

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan pentingnya memperkuat posisi Indonesia saat bernegosiasi dengan negara lain. Penguatan itu termasuk ketika memperjuangkan kelapa sawit Indonesia agar dapat diterima di pasar internasional.

"Kita harus dapatkan keadilan. Kalau hubungan internasional, ada balas membalas. Kita dihalang-halangi, kita juga bisa menghalang-halangi komoditas negara lain ke Indonesia," kata Presiden saat membuka Konferensi Internasional Kelapa Sawit ke-9 yang berlangsung di Bandung, Jawa Barat, Kamis (28/11/2013).

Jangan sampai karena persaingan dagang, kata Presiden, sawit Indonesia dikalah-kalahkan di dunia internasional. "(Dikalahkan dengan) dicari-cari alasannya, (disebut) akan merusak lingkungan dan sebagainya," ujar Presiden.

Menurut Presiden, situasi ekonomi Indonesia dan global yang saat ini kembali bergejolak juga berimplikasi pada industri sawit Indonesia. Implikasi itu berupa penurunan nilai ekspor sawit.

"Maka sungguh diperlukan sinergi, kebersamaan antara pemerintah baik pemerintah pusat maupun daerah dengan swasta, (di antara sesama) industri kelapa sawit sendiri, dan juga mitra-mitra kita di luar negeri. Kalau tiga-tiganya bersinergi, Insya Allah persoalan itu bisa diatasi," ujar Presiden.

Presiden mengingatkan pula jangan sampai harga kelapa sawit Indonesia terlalu rendah di tengah ancaman perlambatan pertumbuhan ekonomi di beberapa negara. Harga, kata Presiden, adalah persoalan penawaran dan permintaan. "Ketika kita banjiri komoditas kelapa sawit di berbagai pasar dunia, kemudian demand mereka sedang turun, hampir pasti harga (sawit) itu turun," kata Presiden.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

Nasional
1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

Nasional
Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Nasional
Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Nasional
Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Nasional
PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com