Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5,6 Juta Data Pemilih Diberi NIK

Kompas.com - 28/11/2013, 05:53 WIB
Deytri Robekka Aritonang

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sebagian data pemilih bermasalah yang ditemukan dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2014 telah mendapatkan nomor induk kependudukan (NIK). Ketiadaan NIK merupakan salah satu penyebab dari data pemilih bermasalah itu.

"Kami masih bekerja. Tapi menurut keterangan Kementerian Dalam Negeri sudah 5,6 juta data di-inject NIK," kata anggota KPU Ferry Kurnia Rizkiyansyah di DPR, Rabu (27/11/2013) malam.

Saat ini, ujar Ferry, KPU bersama Badan Pengawas Pemilu dan Kementerian Dalam Negeri masih terus mengecek data pemilih bermasalah ke lapangan. KPU, kata dia, optimistis hasil akhir DPT dapat disahkan pada Rabu (4/12/2013).

Wakil Ketua Komisi II DPR Arif Wibowo mengatakan tidak yakin DPT sudah benar-benar bersih dan akurat untuk disahkan pekan depan.

"Kami tidak yakin (DPT) bisa selesai 4 Desember nanti. Bisa terlihat dari kerja KPU saat ini. Merapikan data itu tidak sebentar," ujar dia.

Meski demikian, Arif menyerahkan waktu penetapan pada kesepakatan antara KPU, Bawaslu, dan partai politik peserta Pemilu 2014.

Sebelumnya, KPU menetapkan DPT Pemilu 2014 pada Senin (4/11/2013), dengan 186,6 juta pemilih di dalamnya. Namun, dari jumlah itu terdapat 10,4 juta pemilih yang terdaftar tanpa NIK.

Padahal, UU 8 Tahun 2013 tentang Pemilu Legislatif mensyaratkan satu di antara lima elemen minimal data pemilih adalah pencantuman NIK. Empat elemen lain adalah nama, alamat, tempat tanggal lahir, dan jenis kelamin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com