Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPU Diminta Jelaskan Proses Pembersihan DPT

Kompas.com - 07/11/2013, 14:08 WIB
Deytri Robekka Aritonang

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com- Komisi Pemilihan Umum (KPU) diminta menjelaskan tentang proses validasi dan verifikasi atas data tersebut dilakukan demi menjamin data tidak diubah atau dimainkan. Hal ini dituntut usai KPU mengklaim bahwa data pemilih yang belum dilengkapi nomor induk kependudukan (NIK) hanya tinggal sekitar 7 juta dari sebelumnya 10,4 juta.

"Anehnya, kok dalam jangka satu hari, KPU bisa menghilangkan data 3 juta yang bermasalah. Model pembersihan apa yang dilakukan? Sekarang bisa tinggal 7 juta data pemilih yang bermasalah itu bagaimana proses validasi dan verifikasinya?" ujar Direktur Lingkar Madani (Lima) Indonesia Ray Rangkuti di Gedung KPU, Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Kamis (7/12/2013).

Ia mengatakan, Komisioner KPU Hadar Nafis Gumay sebelum penetapan DPT, angka 7 juta data pemilih yang belum ber-NIK sudah mencuat. Karena itu, ia mempertanyakan, mengapa dalam rapat pleno rekapitulasi dan penetapan DPT, Senin (4/11/2013) lalu.

"Kalau ternyata 3,4 juta dari 10,4 juta data yang dibereskan, kok perdebatan masih 10,4 juta data pada 4 November itu," lanjutnya.

Sebelumnya, KPU mengklaim data pemilih yang masih bermasalah tinggal 7 juta orang. Data tersebut diperoleh setelah KPU menyisir sebanyak 10,4 juta data pemilih yang belum dilengkapi NIK. Komisioner KPU Hadar Nafis Gumay mengatakan, sebenarnya dari 10,4 juta pemilih bermasalah sudah turun hingga sekarang tinggal sedikitnya 7 juta.

“Kami akan mendapatkan lagi sebagian. Hanya yang tidak bisa kami dapat melengkapinya adalah yang belum pernah punya (NIK) sama sekali," kata Hadar di Jakarta, Selasa (5/11/2013).

Menurut Hadar, pemberian NIK terhadap 3,4 juta data oleh pihaknya itu didapat dengan menghubungi suku dinas kependudukan, catatan sipil (dukcapil) di daerah, hingga Direktorat Jenderal (Ditjen) Dukcapil Kementerian Dalam Negeri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com