"Marah itu manusiawi. Yang penting tempat marahnya di mana. Kalau di depan umum tidak diharapkan oleh rakyat," kata Anas di sela-sela acara pemotongan hewan kurban oleh Perhimpunan Pergerakan Indonesia di kediamannya di Jakarta, Selasa (15/10/2013).
Anas menambahkan, seharusnya SBY lebih sering marah mengenai perbaikan kebijakan pemerintah, bukan hanya marah terkait masalah pribadi yang membelitnya. "Misalnya pemerintah serius mengenai persapian, peternakan lokal," lanjutnya.
Anas mengaku tidak menonton siaran televisi yang menayangkan ekspresi marah SBY saat konferensi pers di Bandara Halim Perdanakusuma pada Kamis malam lalu. Saat itu SBY marah atas pernyataan mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera, Luthfi Hasan Ishaaq, di Pengadilan Tipikor, Jakarta. Presiden menilai Luthfi berbohong.
Pada Kamis pagi, Luthfi memberikan kesaksian di persidangan Tipikor yang menyebutkan bahwa Bunda Putri adalah orang yang sangat dekat dengan SBY.
Presiden SBY mendapat informasi tentang kesaksian Lutfi itu dari stafnya ketika baru mendarat di Pangkalan TNI Angkatan Udara, di Bandara Halim Perdanakusuma, setelah melakukan lawatan ke Brunei Darussalam. Kepada wartawan, Presiden membacakan kutipan berita yang dia terima dari stafnya. "Bunda Putri orang yang sangat dekat dengan Presiden, 1.000 persen Luthfi bohong. Saya tidak tahu, saya tidak kenal, dan tidak ada kaitan dengan saya," kata Presiden. Nada bicaranya sedikit tinggi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.