JAKARTA, KOMPAS.com —
Dua hari setelah geram dan menyatakan bohong kesaksian mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera Luthfi Hasan Ishaaq, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono belum mendapat kepastian siapa Bunda Puteri.

Tentang siapa Bunda Puteri yang disebut Luthfi dekat dan sebagai pembawa pesan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), menurut Sekretaris Kabinet Dipo Alam, Sabtu (12/10/2013), Presiden memerintahkan kepolisian dan intelijen untuk menelusurinya.

Kepala Polri Jenderal (Pol) Timur Pradopo membenarkan bahwa pihaknya tengah menelusuri Bunda Puteri.

”Saya kira (penelusuran) itu iya, apalagi itu menyangkut seorang Presiden, ya. Kita tunggu (hasilnya), ya,” katanya di Kompleks Istana, Jakarta, kemarin.

Menurut Timur, penelusuran ditujukan untuk mengetahui siapa Bunda Puteri. Penelusuran dilakukan untuk membantu Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang tengah menangani kasus dugaan suap impor daging sapi.

dok.Twitter Foto Sekretaris Kabinet Dipo Alam dan seorang perempuan yang disebut-sebut sebagai Bunda Putri beredar sejak Jumat (11/10/2013) malam di internet.

Sosok Bunda Puteri muncul dalam rekaman percakapan telepon antara Ridwan Hakim, anak Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hilmi Aminuddin, dengan Luthfi. Bunda Puteri kembali disebut Luthfi saat bersaksi di persidangan terdakwa kasus dugaan impor daging sapi Fathanah. Atas kesaksian itu, Presiden membantah keras dan menyebut Luthfi berbohong. Presiden berjanji mencari data Bunda Puteri dalam 1-2 hari, Kamis lalu.

Dipo juga membantah mengenal Bunda Puteri, yang dikabarkan bernama asli Non Saputri. Bantahan tersebut disampaikannya terkait fotonya dengan sosok yang disebut-sebut sebagai Bunda Puteri.

”Saya sudah beberapa kali menjelaskan bahwa Bunda Puteri itu saya tidak kenal,” kata Dipo.

Upaya untuk mengungkap Bunda Puteri juga disampaikan sejumlah politisi di DPR. Politisi senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Firman Jaya Daeli, dan anggota Komisi III DPR, Bambang Soesatyo, minta majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta menghadirkan Bunda Puteri, sosok yang disebut berperan penting dalam kuota impor daging sapi di Kementerian Pertanian.

Peneliti Indonesian Legal Roundtable, Erwin Natosmal Oemar, juga menegaskan, penting menghadirkan Bunda Puteri di persidangan Pengadilan Tipikor. Selain untuk mendalami kasus impor daging sapi, pemeriksaan ini juga untuk menguji benar-tidaknya kaitan perempuan itu dengan Presiden. Dengan begitu, cerita soal ini tidak menjadi gosip politik yang tidak keruan. (WHY/IAM/NTA)