Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

21 Juta Data Pemilih Belum Sinkron antara KPU dan Kemendagri

Kompas.com - 01/10/2013, 17:46 WIB
Deytri Robekka Aritonang

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Hasil penyandingan data pemilih versi Komisi Pemilihan Umum (KPU) dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) masih menyisakan hingga 21 juta pemilih yang belum sinkron. Sebagian besar ketidakcocokan data disebabkan nomor induk kependudukan (NIK) pemilih yang tidak valid.

"Sampai dengan Minggu (29/10/2013) lalu, (data yang tidak sinkron) tidak sefantastis sebelumnya. DPSHP (daftar pemilih sementara hasil perbaikan) mendekati benar, disesuaikan dengan DP4 (daftar penduduk potensial pemilih pemilu). Sudah 160 juta data fixed. Sebanyak 21 juta yang belom sinkron," ujar Komisioner KPU Ferry Kurnia Rizkiyansyah saat ditemui di kantornya, Selasa (1/10/2013).

Dia mengatakan, penyandingan dan sinkronisasi data kedua pihak akan terus dilakukan hingga Rabu (2/10/2013). Mantan Ketua KPU Jawa Barat itu memastikan, persoalan NIK yang dipalsukan atau pemilih tanpa NIK akan segera dipecahkan. Menurut Ferry, KPU akan tetap melakukan pengecekan terhadap NIK dan nomor kartu keluarga (NKK) meski dua hal itu merupakan domain Kemendagri.

"Tidak ada NIK yang hilang, itu hanya tidak ada kesesuaian saja di lapangan. Kalau NIK tidak sesuai, kami akan cari variabel lain untuk mencocokkan, misalnya nama, tanggal lahir, jenis kelamin, alamat. Kewajiban kami dalam PKPU itu adalah yang tidak terdaftar, yang tidak punya NIK pun harus didaftarkan karena itu adalah warga negara Indonesia," jelas Ferry.

Adapun tenaga ahli teknis KPU Partono Samino mengatakan, dari 21 juta data pemilih dengan NIK yang belum valid itu, sebenarnya pemilih telah tercatat dalam data manual KPU di lapangan. Hanya, katanya, terdapat kesalahan teknis dalam pengunggahan data pemilih ke dalam sistem informasi daftar pemilih (Sidalih).

Sebelumnya, hasil penyandingan DPSHP dan DP4 Kemendagri menunjukkan terdapat 65 juta lebih data pemilih yang belum sinkron. Sebagian besar ketidaksinkronan itu disebabkan persoalan teknis, yakni jumlah digit NIK yang tidak lengkap.

Sebanyak 190.463.184 pemilih berdasarkan DP4 Kemendagri dimutakhirkan menjadi DPSHP oleh KPU menjadi 181.140.282 pemilih. Sebanyak 65 juta data pemilih yang belum sinkron merupakan data dengan NIK yang lebih atau kurang digitnya. Jumlah standar dalam NIK adalah 16 digit. Sementara yang terhimpun dalam sidalih ada yang kurang dari 16 digit, dan lebih dari 16 digit.

Setelah duduk bersama, atas pengawasan Komisi II dan Bawaslu, KPU dan Kemendagri sepakat untuk melakukan verifikasi ulang atas DPT yang sudah ditetapkan maupun DPT yang belum ditetapkan di tingkat kabupaten/kota.

Data-data yang diindikasikan belum sinkron akan dicek kembali. KPU memiliki sisa waktu hingga 13 Oktober untuk menetapkan DPT di tingkat kabupaten/kota. Rekapitulasi DPT secara nasional dijadwalkan pada 23 Oktober 2013.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Absen Sidang Etik Perdana

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Absen Sidang Etik Perdana

Nasional
Terbukti Selingkuh, Hakim Pengadilan Agama di Asahan Diberhentikan

Terbukti Selingkuh, Hakim Pengadilan Agama di Asahan Diberhentikan

Nasional
Dukung Program Prabowo-Gibran, Partai Buruh Minta Perppu Cipta Kerja Diterbitkan

Dukung Program Prabowo-Gibran, Partai Buruh Minta Perppu Cipta Kerja Diterbitkan

Nasional
Sidang Gugatan PDI-P Kontra KPU di PTUN Digelar Tertutup

Sidang Gugatan PDI-P Kontra KPU di PTUN Digelar Tertutup

Nasional
Hakim MK Berang KPU Tak Hadiri Sidang Sengketa Pileg, Tuding Tak Pernah Serius sejak Pilpres

Hakim MK Berang KPU Tak Hadiri Sidang Sengketa Pileg, Tuding Tak Pernah Serius sejak Pilpres

Nasional
PTUN Gelar Sidang Perdana PDI-P Kontra KPU Hari Ini

PTUN Gelar Sidang Perdana PDI-P Kontra KPU Hari Ini

Nasional
Profil Andi Gani, Tokoh Buruh yang Dekat dengan Jokowi Kini Jadi Staf Khusus Kapolri

Profil Andi Gani, Tokoh Buruh yang Dekat dengan Jokowi Kini Jadi Staf Khusus Kapolri

Nasional
Timnas Lawan Irak Malam Ini, Jokowi Harap Indonesia Menang

Timnas Lawan Irak Malam Ini, Jokowi Harap Indonesia Menang

Nasional
Peringati Hardiknas, KSP: Jangan Ada Lagi Cerita Guru Terjerat Pinjol

Peringati Hardiknas, KSP: Jangan Ada Lagi Cerita Guru Terjerat Pinjol

Nasional
Kekerasan Aparat dalam Peringatan Hari Buruh, Kontras Minta Kapolri Turun Tangan

Kekerasan Aparat dalam Peringatan Hari Buruh, Kontras Minta Kapolri Turun Tangan

Nasional
Menag Sebut Jemaah RI Akan Dapat 'Smart Card' Haji dari Pemerintah Saudi

Menag Sebut Jemaah RI Akan Dapat "Smart Card" Haji dari Pemerintah Saudi

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Ribuan Suara Pindah ke Partai Garuda di Dapil Sumut I-III

Sengketa Pileg, PPP Klaim Ribuan Suara Pindah ke Partai Garuda di Dapil Sumut I-III

Nasional
Temui KSAD, Ketua MPR Dorong Kebutuhan Alutsista TNI AD Terpenuhi Tahun Ini

Temui KSAD, Ketua MPR Dorong Kebutuhan Alutsista TNI AD Terpenuhi Tahun Ini

Nasional
Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Total Anggaran Rp 1,4 Triliun

Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Total Anggaran Rp 1,4 Triliun

Nasional
Meneropong Kabinet Prabowo-Gibran, Menteri 'Triumvirat' dan Keuangan Diprediksi Tak Diisi Politisi

Meneropong Kabinet Prabowo-Gibran, Menteri "Triumvirat" dan Keuangan Diprediksi Tak Diisi Politisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com