"Dia ini kan yang paling less problematic dibandingkan dengan calon-calon lainnya," ujar Adrianus, di Gedung Kompolnas, Jakarta, Senin (30/9/2013).
Adrianus enggan mengomentari lebih jauh tentang kinerja Sutarman sebelumnya yakni saat menjadi Kapolda Kepulauan Riau, Kapolda Jawa Barat, dan Kapolda Metro Jaya. Menurutnya, bia saat menjadi Kapolda di tiga wilayah itu Sutarman memiliki masalah, ia harus mempertanggungjawabkan hal itu saat uji kelayakan dan kepatutan di DPR.
"Ya itu biar jadi amunisi bagi Komisi III," katanya.
Sebelumnya, beberapa pengamat meragukan kemampuan Sutarman untuk menduduki posisi Kapolri.
Pengamat kepolisian, Bambang Widodo Umar menilai sebelum menjabat sebagai Kepala Bareskrim Mabes Polri, Sutarman telah menjabat posisi penting lainnya, seperti Kapolwiltabes Surabaya, Kapolda Kepulauan Riau, Kaselapa Lemdiklat Polri, Kapolda Jawa Barat, dan Kapolda Metro Jaya. Saat memegang jabatan-jabatan itu, tidak ada prestasi istimewa yang diraihnya.
Sementara itu, Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S. Pane meragukan komitmen Sutarman dalam memberantas korupsi. Pasalnya, selama menjabat sebagai Kabareskrim banyak kasus korupsi yang ditangani Polri sampai saat ini tak kunjung menemukan titik terang.
Sebelumnya diberitakan, DPR telah menerima surat resmi dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Jumat (27/9/2013), yang berisi calon tunggal Kapolri yang diajukan yaitu Komisaris Jenderal Sutarman. Ia diproyeksi menggantikan posisi Jenderal (Pol) Timur Pradopo, yang akan memasuki masa pensiun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.