Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2014, PDI-P dan Golkar Bersaing Ketat

Kompas.com - 10/09/2013, 18:52 WIB
Rahmat Fiansyah

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat politik LIPI, Siti Zuhro, menilai target Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) memperoleh 27 persen suara pada Pemilihan Legislatif 2014 cukup realistis. Selain tidak adanya lagi pesaing dari partai-partai berhaluan nasional, PDI-P memiliki kader yang menjadi simbol pemersatu.

"Tidak tertutup kemungkinan, dia (PDI-P) melampaui suara 20 persen. Kayaknya memang antara PDI-P dan Golkar yang akan bersaing ketat," ujar Siti di Jakarta, Selasa (10/9/2013).

Menurut Siti, dalam Pemilu 2014, PDI-P tidak lagi memiliki pesaing dari partai-partai yang mengklaim menjadi titisan PNI yang dibentuk oleh Soekarno pada tahun 1927. Pada pemilu 1999, PDI-P memiliki puluhan pesaing yang terus berkurang pada Pemilu 2004 dan 2009.

"Sekarang kan sendirian, 12 partai (yang bertarung dalam Pemilu 2014) itu kan enggak ada kepala bantengnya," katanya.

Meskipun begitu, tidak adanya pesaing belum menjamin bahwa PDI-P akan meraup seluruh suara tersebut. Siti berpendapat, PDI-P membutuhkan seorang kader yang bisa menjadi ikon untuk mempersatukan suara-suara tersebut agar menjadi milik PDI-P.

"Menurut saya, kader-kader yang menjadi ikon ini yang akan menentukan," jelasnya.

Seperti diberitakan, PDI-P memasang target perolehan suara dan jumlah kursi di parlemen yang terbilang tinggi pada Pemilu 2014. Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani mengungkapkan, berdasarkan hasil Rapat Kerja Nasional (Rakernas) pada 6-8 September 2013 di Jakarta, partainya menargetkan perolehan suara dalam pemilihan legislatif sebesar 27,02 persen.

Jumlah tersebut dianggapnya relevan setelah melakukan perhitungan matang. "Berkaitan dengan target pemenangan pemilihan legislatif, PDI Perjuangan menargetkan perolehan suara sebesar 27,02 persen atau 152 kursi DPR RI," kata Puan saat membacakan hasil Rakernas PDI Perjuangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com