Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anies Baswedan Bakal Protes kalau Konvensi Demokrat Tak "Fair"

Kompas.com - 31/08/2013, 17:05 WIB
Sandro Gatra

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Rektor Universitas Paramadina, Anies Baswedan, yang menjadi peserta Konvensi Capres Demokrat, menilai, mekanisme konvensi belum sempurna. Namun, kondisi itu tak membuanya menolak tawaran mengikuti rangkaian Konvensi hingga 2014 .

Anies mengatakan, saat ini semua masih dalam fase belajar lantaran baru pertama kali menggelar konvensi seperti ini. Sama halnya ketika perhelatan akbar organisasi yang baru terbentuk. Belum ada aturan yang jelas sehingga sulit untuk berharap semua beres sebelum proses dimulai.

"Sebuah perjuangan penuh tarik menarik. Jangan berharap seperti upacara, semua disiapkan kita tinggal datang terus upacara. Ini perjuangan, jalani, hadapi, bertarung. Di situ letak karakter pejuang," kata Anies dalam pidato di acara Syawalan Alumni HMI-MPO di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Sabtu ( 31/8/2013 ).

Anies mengaku optimistis mekanisme Konvensi akan semakin baik karena kuncinya ada pada sorotan media massa. Ketika sorotan lampu terang benderang, kata dia, biasanya perilaku sesorang akan ditata baik.

"Media dan masyarakat semakin terang spot light-nya, prosesnya harus semakin transparan, semakin independen. Saya berharap sekali sama teman-teman media. Itu semua harus terus diperjuangkan. Mindset saya ini harus selalu fair, selalu free. Jika ada masalah nanti kita protes, nanti kita minta diperbaiki, diluruskan," katanya. 

Seperti diberitakan, salah satu tokoh yang diundang Komite Konvensi Demokrat, Mahfud MD, membatalkan keikutsertaannya karena menilai mekanisme konvensi belum jelas. Penjelasan yang diterima selama ini, kata Mahfud, baru secara lisan. Penjelasan itu juga kerap berganti-ganti. Padahal, dalam AD/ART Partai Demokrat disebutkan capres ditetapkan oleh Majelis Tinggi.

Menurut Demokrat, penetapan capres terpilih memang dilakukan Majelis Tinggi yang diketuai Susilo Bambang Yudhoyono. Hanya, menurut Demokrat, penetapan itu berdasarkan hasil survei. Kandidat yang elektabilitasnya tertinggi akan ditetapkan sebagai capres Demokrat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com