Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/08/2013, 08:43 WIB
Jodhi Yudono

Penulis

Catatan Kaki Jodhi Yudono

Lebaran yang jatuh pada Kamis, 8 Agustus 2013 pekan lalu memang sudah lewat. Namun suasananya masih terasa hingga sepekan setelahnya. Lihatlah antrean kendaraan masih mengular di lereng Nagreg. Dengarlah deru ribuan kendaraan masih juga memekakan simpang Jomin di Cikampek.

Sementara mereka yang telah kembali ke Jakarta, pun masih sibuk mengunjungi tetangga dan kerabat untuk bermaaf-maafan. Demikian juga mereka yang telah kembali bekerja, suasana bersalaman pun menjadi pembuka sebelum memulai pekerjaan di kantor.

Lebaran, Idul Fitri, bagi bangsa Indonesia memang seperti pesta raya untuk semua orang, termasuk umat agama di luar Islam. Semua bergembira, semua bersukacita. Yang tua, yang muda, anak-anak, orang dewasa, bergembira dalam lautan religius. Sebab di sana, di balik kegembiraan itu, ada permintaan maaf sekaligus memaafkan, ada takbir yang menyeru dan memuja kebesaran Allah, Tuhan seru sekalian alam.

Yang muda meminta maaf kepada yang lebih tua, anak-anak kembali ke pangkuan orang tuanya dengan segenap kecintaan. Itulah sebabnya, meski berjarak ratusan kilometer, kendati harus berdesak-desakan di jalanan maupun di kendaraan, para pemudik itu dengan sabar dan ikhlas mencari kembali mata air kehidupan mereka bernama kampung halaman.

Itulah sebabnya, mereka yang masih memiliki orang tua, masih memiliki saudara-saudara yang lebih tua di kampung, rela bersusah payah demi bertemu kembali untuk sekedar meminta maaf dan menunjukan darmabakti.

Kini lebaran memang telah lewat, tapi "pesta" belum usai benar.

Saudara-saudara kita sebagian masih berada di kampung halaman, sebagian lainnya sedang bersusah-payah mengarungi angkasa, lautan atau daratan untuk menuju kembali ke tanah harapan. Bahkan pada Kamis besok, 15 Agustus 2013, sebagian masyarakat di Jawa Tengah menyelenggarakan lebaran ketupat atau disebut Kupatan.

Hari Raya Ketupat (kupatan) konon berasal dari bahasa Arab yang artinya sempurna atau menyeluruh. Maksudnya, orang Islam yang telah berpuasa sebulan penuh dan seusai merayakan Idul Fitri, selang satu hari, dilanjutkan puasa sunnah Enam Syawwal. Pada hari ke-delapan, mereka yang telah berpuasa 30 hari, dan 6 hari puasa Syawwal telah beroleh kesempurnaan dan ditutup dengan lebaran ketupat.

Suara Merdeka menulis, tradisi ini sangat terasa jika kita berada di kota Kudus, Jepara, Pati, Demak, Kendal, dan beberapa daerah terutama di pantura. Pada lebaran Kupatan itu, sebagian masyarakat Kudus, Jepara, dan sekitar merayakannya dengan mengunjungi tempat-tempat tertentu, misalnya Bulusan di Kudus, Pantai Kartini dan Bandengan di Jepara. Tempat tersebut sampai sekarang masih menjadi tempat favorit untuk menghabiskan Hari Raya Kupatan.

Bulusan Kudus, oleh sebagian orang dipercaya sebagai tempat ritual pemandian dengan harapan mendapatkan jodoh bagi muda-mudi. Bulusan menurut cerita rakyat merupakan tempat Sunan Muria kali pertama mengeluarkan fatwa (sabda/ dhawuh): jeg kula wonten mriki sampun wonten. Kata-kata inilah yang konon menjadi nama daerah Jekulo (sekarang nama kecamatan dan desa di kabupaten Kudus).

Tentu, sedemikian banyak yang telah dikorbankan dalam perayaan ini. Biaya, waktu, tenaga, pikiran, dan juga perasaan. Untuk biaya, bagi mereka yang harus naik bus untuk mudik jurusan Jakarta-Semarang saja per orang harus menguras kocek di atas Rp 300 ribu, silakan diitung jika mudik sekeluarga dengan dua anak. Untuk waktu, jangan ditanya berapa jam yang terlewatkan di jalan sebelum dan sesudah lebaran. Untuk tenaga, mereka yang mudik pasti baru merasa betapa penatnya setelah mereka sampai kembali di rumah mereka sendiri. Demikian juga untuk urusan perasaan, setelah lama tak berkumpul dengan saudara-saudara, mau tak mau kita juga harus meluaskan kesabaran dan pengertian terhadap sikap-sikap saudara kita yang mungkin telah membuat kesal kita.

Moga-moga, semua yang telah kita korbankan tersebut, akan berbuah manfaat buat diri kita, saudara-saudara kita, juga sesama. Setidaknya, melalui perayaan lebaran kita diajarkan untuk tidak hanya memikirkan diri kita sendiri, terhindar dari sifat kikir, dan tentu pula mengaplikasikan makna kasih sayang yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Ya ya, selama perayaan besar ini, berkah sedemikian melimpah. Di sepanjang jalan mudik, di samping deretan warung makan tiban, juga begitu banyak rumah-rumah pribadi yang menyewakan toilet/kamar mandi serta tempat untuk shalat dan istirahat. Demikian juga masjid-masjid dan mushala yang tak pernah sepi dari mereka yang beribadah dan beristirahat.
    
Lebaran seharusnya memang menjadi ladang berkah, dan mereka yang telah berpuasa sebulan penuh beroleh hikmah dan menuai berkah berupa kebajikan laku dan pekerti. Itulah soalnya, rada janggal rasanya, ketika kita mendengar di beberapa tempat seperti di Karawang, Jawa Barat, dua desa tawuran karena dipicu sebuah telepon genggam yang dirampas warga salah satu desa. Juga di Jakarta, tawuran terjadi di beberapa tempat pada saat lebaran. Tawuran di sekitar Pedati Jalan Otista Raya, Jakarta Timur; di Jalan Raya Bekasi Timur KM 18 Pulogadung, di dekat lampu merah Graha Cijantung, di dekat Masjid An Nur Jalan KS Tubun, di Kampung Rawa Tengah, Jakarta Pusat, di dekat Apartemen Menteng Square Tambak, di Pintu Air dekat AHM Sunter, di Kebon Singkong Klender, Jakarta Timur, di depan Tamini Square, Jakarta Timur, di sekitar Layang Jatinegara Jalan DI Panjaitan.

Dan  di sudut bumi lainnya, masih pada situasi lebaran juga, segerombolan orang liar telah membantai kaum muslim yang sedang melaksanakan shalat subuh di sebuah masjid kota Konduga, Nigeria, Minggu 11 Agustus 2013, demikian globalpost.com mengabarkan.

Semoga, kita masih diberi kesempatan merasai puasa di tahun depan dengan tingkat ibadah yang jauh lebih baik. Semoga tak ada lagi darah yang tercecer sia-sia hanya karena salah paham dan gagah-gagahan antar-warga. Semoga, bumi yang kita huni juga senantiasa diberi kebaikan karena kebajikan kita yang bertambah-tambah. Selamat Idul Fitri, mohon maaf lahir batin.

@JodhiY

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com