Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mereka, Wakil Rakyat yang Minta Dipilih Lagi

Kompas.com - 02/08/2013, 10:40 WIB
M Fajar Marta

Penulis


KOMPAS.com - Sidang-sidang DPR yang selama ini sepi bakal makin sepi. Anggota DPR bakal lebih sibuk menyongsong Pemilu Legislatif, 9 April 2014. Dari 560 anggota DPR, 507 anggota atau 90,5 persen ingin tetap menjadi anggota DPR.

Masyarakat tentu tidak bisa berharap kinerja DPR meningkat. Dari target legislasi 70 UU, DPR hanya sanggup menyetujui 13 UU. Di bidang pengawasan, justru makin banyak anggota DPR yang terjerat korupsi. Kinerja anggaran juga begitu. Sulit mengharapkan DPR dan pemerintah menghasilkan UU APBN 2014 yang matang sehingga tak perlu lagi ada APBN Perubahan 2014 karena akurasi prediksinya lemah.

Kesibukan anggota DPR menjelang pemilu hingga menelantarkan fungsi utamanya di parlemen sebenarnya janggal. Menurut politisi Hanura, Saleh Husin, anggota DPR punya waktu lima tahun atau sepanjang jabatan. Di tiap masa reses atau akhir pekan, anggota DPR dapat menyerap aspirasi, berkomunikasi, dan mengimplementasikan programnya di daerah pemilihan. Jika anggota DPR rajin dan rutin turun ke dapil sepanjang ia menjabat, ditambah kinerja baiknya di parlemen, elektabilitasnya di dapilnya akan tinggi.

Dengan kerja ideal macam ini, kata Saleh, menjelang pemilu, anggota DPR tak kekurangan waktu bersosialisasi. Dia bisa tetap stabil menjalankan agendanya. Senin sampai Jumat di parlemen menghadiri sidang-sidang komisi, paripurna, dan fraksi. Di akhir pekan, mereka turun ke dapil menemui konstituen.

Namun, sudah cukup lama hal-hal ideal absen di DPR. Terlihat saat ini, banyak anggota DPR ekstra keras meningkatkan elektabilitasnya menjelang pemilu. Mencuri waktu turun ke dapil dilakukan untuk mempertahankan kenyamanan sebagai anggota DPR.

Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia, Lucius Karus, menegaskan, ada pelanggaran ketika anggota DPR mencuri waktu sidang untuk ke dapil. Apalagi, itu digunakan untuk kampanye semata agar terpilih kembali.

Menurut Lucius, tugas utama anggota legislatif adalah membuat UU, mengawasi pemerintah, dan membuat anggaran yang pro-rakyat. Jika ini diabaikan, dia tak layak menjadi anggota legislatif.

Jika orang macam ini yang hari-hari ini ke dapil dan melupakan tugasnya dipilih lagi, kinerja DPR periode mendatang tak akan membaik dan masyarakat merugi. Anggota DPR seperti ini sudah selayaknya tak dipilih lagi. (FAJ)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Sebut Gus Muhdlor Terima Uang Korupsi Lewat Sopirnya

KPK Sebut Gus Muhdlor Terima Uang Korupsi Lewat Sopirnya

Nasional
Polri Tangkap 142 Tersangka hingga Blokir 2.862 Situs Judi Online

Polri Tangkap 142 Tersangka hingga Blokir 2.862 Situs Judi Online

Nasional
Cuaca di Arab Sangat Panas, Ma'ruf Amin: Jangan Sampai Jemaah Haji Meninggal Kepanasan

Cuaca di Arab Sangat Panas, Ma'ruf Amin: Jangan Sampai Jemaah Haji Meninggal Kepanasan

Nasional
Prabowo Diminta Hindari Kepentingan Bagi-bagi Kursi, Jika Tambah Jumlah Kementerian

Prabowo Diminta Hindari Kepentingan Bagi-bagi Kursi, Jika Tambah Jumlah Kementerian

Nasional
Ada Wacana Duet dengan Ahok di Pilkada DKI, Anies: Memutuskan Saja Belum

Ada Wacana Duet dengan Ahok di Pilkada DKI, Anies: Memutuskan Saja Belum

Nasional
Anies Ingin Memastikan Pilkada Berjalan Jujur dan Bebas Intervensi Sebelum Tentukan Langkah

Anies Ingin Memastikan Pilkada Berjalan Jujur dan Bebas Intervensi Sebelum Tentukan Langkah

Nasional
Kegiatan Ibadah Mahasiswa di Tangsel Dibubarkan Warga, Menko Polhukam Minta Saling Menghormati

Kegiatan Ibadah Mahasiswa di Tangsel Dibubarkan Warga, Menko Polhukam Minta Saling Menghormati

Nasional
JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang 'Toxic'

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang "Toxic"

Nasional
Tanggapi Luhut soal Orang 'Toxic', Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Tanggapi Luhut soal Orang "Toxic", Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Nasional
Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Nasional
Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim 'Red Notice' ke Interpol

Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim "Red Notice" ke Interpol

Nasional
Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Nasional
Anggap 'Presidential Club' Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Anggap "Presidential Club" Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Nasional
Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Nasional
Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com