Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ruhut: Demokrat Tak Akan Vokal Protes KPK seperti PKS

Kompas.com - 12/07/2013, 17:24 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA,KOMPAS.com — Politisi Partai Demokrat Ruhut Sitompul mengatakan, partainya tidak akan bersikap seperti politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dalam menyikapi tindakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang akan menelusuri dugaan aliran dana tidak halal dalam Kongres Partai Demokrat. Ruhut menegaskan, Partai Demokrat tidak akan mengkritisi tindakan KPK layaknya para politisi PKS mengkritik habis penyidik KPK yang menahan Luthfi Hasan Ishaaq.

"Kami tidak akan intervensi, bedalah kami dengan PKS. Kalau kami, sudah masuk ranah hukum, maka tidak ada satu pun yang akan intervensi," ujar Ruhut di Kompleks Parlemen, Jumat (12/7/2013).

Ruhut mengaku politisi Partai Demokrat tidak akan meniru gaya politisi PKS, Fahri Hamzah, yang terkenal vokal mengkritik KPK. Menurutnya, sikap mengkritik KPK hanya akan membuat partai ditertawai.

"KPK ini ibarat anak gadis yang makin dicintai. Kalau kita pakai gaya PKS, kodok pun bisa tertawa," seloroh Ruhut.

KPK tengah mendalami keterkaitan antara penyelenggaraan Kongres Partai Demokrat 2010 dengan gratifikasi yang diduga diterima Anas. Diduga, ada aliran dana BUMN ke kongres tersebut. Aliran dana itu diduga mengalir untuk pemenangan Anas Urbaningrum sebagai ketua umum.

Dalam kasus dugaan penerimaan hadiah terkait proyek Hambalang, KPK juga sudah ditetapkan sebagai tersangka. Anas diduga menerima pemberian hadiah atau janji terkait proyek Hambalang saat dia masih menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat.

Hadiah tersebut diduga berupa Toyota Harrier dan hadiah lainnya yang belum diungkapkan KPK. Ruhut mengaku tak tahu-menahu soal adanya aliran dana BUMN ke Kongres Demokrat. Mantan tim sukses Anas Urbaningrum ini menyebutkan adanya kesaksian dari para pengurus DPC yang mengaku menerima sejumlah uang untuk memilih Anas adalah suatu hal yang tak terbantahkan.

Oleh karena itu, ia meminta KPK segera mengusut keterkaitannya ke Anas. Hal ini, sebut Ruhut, agar tidak lagi ada beban Partai Demokrat yang selalu dikaitkan dengan Anas meski mantan Ketua Umum PB HMI itu itu tidak lagi menjadi Ketua Umum Partai Demokrat.

"Saya yakin mau dibela lawyer yanghebat-hebat, mau pakai superman atau batman sekalipun, Anas tetap akan kena. Tinggal tunggu waktu saja. Kami berharap cepat agar tidak terus menyandera Demokrat," kata Ruhut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Nasional
Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Nasional
Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Nasional
Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Nasional
Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Nasional
Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Nasional
Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Nasional
Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Nasional
KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

Nasional
Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Nasional
Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Nasional
56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

Nasional
Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com