Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Golkar Cari Wakil Populer untuk Dongkrak Ical

Kompas.com - 21/10/2012, 18:52 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sejumlah survei menunjukkan masih kurangnya tingkat popularitas, akseptabilitas, dan kredibilitas Ketua Umum Partai Golkar Aburizal "Ical" Bakrie yang akan diusung sebagai calon presiden mendatang. Namun, Golkar tidak patah arang dan mengaku terbuka terhadap setiap survei untuk bisa memperbaiki diri.

"Kami ingin suatu survei yang menyentil memang bukan hanya memuji. Jadi, kami sambut baik survei Ical yang menempatkan di bawah Pak JK (Jusuf Kalla)," ujar Wakil Bendahara Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo, Minggu (21/10/2012), seusai acara peluncuran buku Republik Galau, di kantor YLBHI, Jakarta.

Ia menjelaskan bahwa untuk meningkatkan kepopuleran Ical, partainya akan terus bekerja keras. Salah satunya adalah mencari wakil presiden yang akan disandingkan dengan Ical.

"Kalau disebut dukungannya kecil, bisa kami akali dengan mencari wakil yang bisa memperkuat elektabilitas (keterpilihan). Kami lihat bagaimana kombinasinya yang pas," ujar Anggota Komisi III DPR yang menangani bidang hukum itu.

Bambang yakin, Ical yang memiliki darah seorang pengusaha bisa menyelesaikan problem itu. Ical diyakininya sudah memikirkan bagaimana mendongrak namanya untuk kemudian membuahkan hasil pada Pemilu 2014.

"Pak Ical kan pengusaha, dia tentu lihat perkembangan proses ini. Dia juga selalu katakan untuk bekerja keras," katanya lagi.

Berdasarkan survei yang dilakukan Political Weather Station (PWS), tingkat keterpilihan Ical masih terbilang rendah. Dari segi keterpilihan terhadap tokoh Golkar, nama Jusuf Kalla masih menempati posisi teratas dengan 22,42 persen, selanjutnya Aburizal Bakrie 16,32 persen dan Priyo Budi Santoso 12,24 persen.

Survei ini dilakukan di 33 provinsi di Indonesia dan dilaksanakan pada 15 September hingga 15 Oktober 2012. Jumlah sampel yang digunakan yakni 1.070 responden dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Sementara survei Prisma Resource Center yang melibatkan 2.300 responden juga memunculkan nama lain, yakni Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto. Tingkat keterpilihan Prabowo mencapai 20,8 persen.

Berikutnya, Aburizal "Ical" Bakrie yang dipilih 6,1 persen, diikuti Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD dengan dipilih 5 persen responden. Sementara yang belum menjawab berjumlah 45,7 persen.

Sementara itu, posisi keempat ditempati oleh Wiranto dengan 3,4 persen, Anas Urbaningrum dan Hatta Rajasa 2,6 persen, Sri Mulyani 1,8 persen, dan Ani Yudhoyono 1,4 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

    Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

    Nasional
    'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

    "Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

    Nasional
    Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

    Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

    [POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

    Nasional
    Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

    Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

    Nasional
    Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

    Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

    Nasional
    Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

    Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

    Nasional
    Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

    Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

    Nasional
    Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

    Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

    Nasional
    Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

    Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

    Nasional
    Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

    Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

    Nasional
    Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

    Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

    Nasional
    Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

    Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

    Nasional
    'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

    "Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com