Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Capres: Prabowo Ungguli Megawati

Kompas.com - 06/06/2012, 13:09 WIB
Maria Natalia

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Nama Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto mendapat dukungan tertinggi sebagai calon presiden di Pemilu 2014. Hal ini terungkap dalam survei Soegeng Sarjadi Syndicate. Prabowo mendapat dukungan 25,8 persen dari 2.192 responden. Responden berasal dari 163 kabupaten/kota di 33 provinsi.

Jumlah dukungan ini lebih tinggi dari Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri. Mantan Presiden RI itu mendapat dukungan 22,4 persen. "Survei ini memperlihatkan kontestasi yang terkuat terjadi antara Prabowo dan Megawati, berbeda dengan figur-figur yang lain," ujar Koordinator Soegeng Sarjadi Syndicate, Muhammad Dahlan, dalam peluncuran hasil Survei Pemetaan Capres 2014 di Hotel Four Season, Jakarta Selatan, Rabu (6/6/2012).

Pemilihan capres ini didasarkan pada beberapa faktor, yaitu sikap tegas capres 22,1 persen, pro-rakyat 14,1 persen, kemampuan memimpin 13,6 persen, dan cerdas 12,2 persen.

Dalam survei ini, ada nama lain yang mendapat dukungan publik cukup banyak, yaitu Jusuf Kalla. Mantan Wakil Presiden RI itu mendapat dukungan 14,9 persen. Di bawah nama Kalla, ada Aburizal Bakrie dengan dukungan 10,6 persen, Surya Paloh 5,2 persen, Wiranto 4,5 persen, dan Sultan Hamengku Bowono X sebesar 3,7 persen.

Sejumlah nama baru, dalam survei itu, ikut mendapat dukungan. Di antaranya Sri Mulyani dengan dukungan 2,1 persen, Hidayat Nurwahid 1,8 persen, Ani Yudhoyono 1,8 persen, Akbar Tandjung 1,3 persen, dan Djoko Suyanto 1 persen. "Paling rendah dukungan kepada Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo, yaitu 0,9 persen," sambung Dahlan.

Meski Prabowo mendapat dukungan tertinggi, kata Dahlan, tidak semua responden akan memilih Partai Gerindra. Survei ini menunjukkan responden yang memilih Gerindra hanya 11,7 persen. Kebanyakan responden memilih Partai Golkar sebanyak 23,5 persen, PDI-P 19,1 persen, Partai Demokrat 11,9 persen, dan PKS 6,4 persen.

"Survei ini menunjukkan masyarakat belum secara penuh paham adanya korelasi antara memilih partai dan capresnya. Terlihat, meski Prabowo dapat dukungan tinggi, partainya tidak banyak yang memilih," tandas Dahlan.

Survei ini sendiri dilakukan terhadap responden dengan latar belakang pekerjaan petani/buruh tani sebesar 28 persen, nelayan 1,8 persen, karyawan swasta 11,2 persen, wiraswasta-pedagang 15,7 persen, tenaga profesional 1,5 persen, pengajar 2,7 persen, buruh pabrik dan bangunan 4,2 persen, PNS 3,2 persen, BUMN dan BUMD 0,5 persen, dan ibu rumah tangga 18,4 persen. Sisanya, pelajar dan mahasiswa, 7,3 persen, dan tidak bekerja sebanyak 4,5 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Nasional
KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

Nasional
Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Nasional
KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

Nasional
KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

Nasional
Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Nasional
Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Nasional
Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nasional
Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com