JAKARTA, KOMPAS.com — Medan pertarungan pemilu presiden tampaknya akan semakin 'memanas'. Masing-masing tim capres/cawapres mulai mengeluarkan amunisinya. Sebagai calon yang pernah menjabat presiden selama tiga tahun (2001-2004), Megawati pun mencatatkan kinerja pemerintahan di bidang ekonomi.
Capaian ini menjadi bahan bagi tim ekonomi Mega-Prabowo untuk membandingkannya dengan kinerja pemerintahan calon incumbent, Susilo Bambang Yudhoyono. Kinerja SBY yang dibandingkan pada tahun 2005-2007.
Ekonom PDI Perjuangan Hendrawan Supratikno memaparkan 18 aspek di bidang ekonomi antara pemerintahan kedua tokoh itu. Dari 18 aspek, Hendrawan mengklaim, SBY hanya unggul pada aspek pertumbuhan ekonomi dibandingkan Megawati.
"Dari 18 aspek, keunggulan pemerintahan SBY dan JK hanya di pertumbuhan ekonomi. Maka, jangan heran kalau angka ini yang terus dieksploitir," kata Hendrawan, pada diskusi mingguan, di Mega-Prabowo Media Center, Jakarta, Kamis (11/6).
Berdasarkan data yang disampaikannya, rata-rata pertumbuhan ekonomi pemerintahan Megawati-Hamzah Haz sebesar 4,73 persen. Sedangkan SBY-JK 5,83 persen. "Tapi pertumbuhan ini dipicu oleh boom harga komoditas dan boom hot money," ujar pengajar di Fakultas Ekonomi UI ini.
Aspek lainnya, seperti utang luar negeri, pemerintahan SBY dikatakan telah meningkatkan utang sebesar Rp 400 triliun dibandingkan pemerintahan Megawati. Saat Mega menjabat, urai Hendrawan, catatan kewajiban utang pemerintah Rp 1.349 triliun. "Desember 2007 utang pemerintah Rp 1.428 triliun," kata dia.
Aspek-aspek lain yang dibandingkan di antaranya, pertumbuhan industri pengolahan, ketimpangan pendapatan (gini ratio), rata-rata tingkat inflasi, rata-rata tingkat bunga SBI, dan rata-rata kurs rupiah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.