Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stranas PK Sebut Masih Ada Pungli di Pelabuhan, tapi Ongkos Logistik Berhasil Ditekan

Kompas.com - 03/07/2024, 10:31 WIB
Syakirun Ni'am,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pungutan liar atau pungli disebut masih tetap terjadi di kawasan pelabuhan meski pemerintah telah menerapkan sistem digitalisasi

Ketua Pelaksana Tim Strategi Nasional Pencegahan Korupsi (Stranas PK) Pahala Nainggolan mengatakan, sistem tata kelola yang telah dibangun pihaknya bersama 16 stakeholder lain tidak lantas membuat pelabuhan sama sekali bebas dari pungli.

Adapun perbaikan tata kelola pelabuhan menjadi salah satu fokus Stranas PK yang dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) pada 2018 tersebut.

"Kalau dibilang masih ada pungli enggak? Ya masih. Namanya sistem kalau manusia yang bikin," kata Pahala dalam diskusi di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Selasa (3/7/2024).

Baca juga: Stranas PK Ungkap Kacaunya Pelabuhan Sebelum Dibenahi: Kapal Parkir Seminggu dan Rawan Korupsi

Pahala mengatakan, seperti apapun sistem yang dibangun selama dibuat oleh manusia maka tetap ada celah yang tidak terkontrol.

Meski demikian, kata Pahala, perbaikan tata kelola pelabuhan yang menjadi aksi Stranas PK berhasil menekan biaya ongkos logistik (bongkar muat pelabuhan) Indonesia.

Berdasarkan laproan Bank Dunia, ongkos logistik di Indonesia begitu mahal yakni, 24 persen dari PDB atau senilai Rp 1.820 triliun.

Namun, setelah tata kelola pelabuhan diperbaiki, kata Pahala, ongkos logistik itu turun menjadi 12 sampai 13 persen.

"Kita sudah nantang ke Bank Dunia silakan disurvei, kita dengan senang hati disurvei supaya teman-teman terapresiasi," ujar Pahala.

Baca juga: Stranas PK Sebut Pemda Kekurangan 28.000 Auditor APIP

Menurut Pahala, wujud pemberantasan korupsi itu salah satunya terwujud dalam penurunan biaya logistik.

Sebab, ketika pelabuhan belum dibenahi pihak yang hendak membongkar kontainer di pelabuhan harus mengurus administrasi di 16 instansi atau kementerian di pelabuhan.

Dwelling time (waktu dari bongkar di kapal sampai keluar pintu pelabuhan) juga sudah berkurang dari tujuh hari menjadi satu sampai dua hari.

"Pencegahan korupsinya itu gitu. Kalau namanya sistem masih tergantung orang lebih banyak daripada sistem, yang cepat bisa lambat yang lambat bisa cepat," ujar mantan auditor Bank Dunia itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Praperadilan Pegi Setiawan Dikabulkan, Kinerja Polri Akan Semakin Diragukan

Praperadilan Pegi Setiawan Dikabulkan, Kinerja Polri Akan Semakin Diragukan

Nasional
PKS Dukung Bobby Nasution di Pilkada Sumut 2024, Wagubnya Terserah

PKS Dukung Bobby Nasution di Pilkada Sumut 2024, Wagubnya Terserah

Nasional
Tambang Emas di Gorontalo Longsor: 11 Orang Tewas, 22 Korban Hilang

Tambang Emas di Gorontalo Longsor: 11 Orang Tewas, 22 Korban Hilang

Nasional
Prabowo: BPK Andalan Kita, Harus Lebih Ketat Mengawasi ke Depannya

Prabowo: BPK Andalan Kita, Harus Lebih Ketat Mengawasi ke Depannya

Nasional
BNPB: 49 Rumah Rusak dan 12 Warga Terluka akibat Gempa di Batang

BNPB: 49 Rumah Rusak dan 12 Warga Terluka akibat Gempa di Batang

Nasional
Jelang Pilkada, Ketua Bawaslu Minta Jajaran Kaji Matang Laporan Pelanggaran ASN

Jelang Pilkada, Ketua Bawaslu Minta Jajaran Kaji Matang Laporan Pelanggaran ASN

Nasional
Di Depan Wartawan, Prabowo Peragakan Gerakan Silat hingga Lari Kecil Sebelum Bertemu Jokowi

Di Depan Wartawan, Prabowo Peragakan Gerakan Silat hingga Lari Kecil Sebelum Bertemu Jokowi

Nasional
Ditanya Wacana Memiskinkan Koruptor, Calon Hakim Agung: Kita Tidak Boleh Mendzolimi Orang

Ditanya Wacana Memiskinkan Koruptor, Calon Hakim Agung: Kita Tidak Boleh Mendzolimi Orang

Nasional
Jamaah Islamiyah Bubar, Aksi Terorisme di Indonesia Berakhir?

Jamaah Islamiyah Bubar, Aksi Terorisme di Indonesia Berakhir?

Nasional
Antisipasi Kemungkinan Terburuk Konflik LCS, TNI Siagakan Kekuatan di Perbatasan Natuna Utara

Antisipasi Kemungkinan Terburuk Konflik LCS, TNI Siagakan Kekuatan di Perbatasan Natuna Utara

Nasional
Penetapan Tersangka Pegi Tidak Sah, Anggota Komisi III Minta Penyidik, Kapolda Jabar hingga Dirkrimum Disanksi

Penetapan Tersangka Pegi Tidak Sah, Anggota Komisi III Minta Penyidik, Kapolda Jabar hingga Dirkrimum Disanksi

Nasional
Jokowi: Untuk Tumbuh Lebih Kompetitif, Kita Harus Lincah dan Taktis

Jokowi: Untuk Tumbuh Lebih Kompetitif, Kita Harus Lincah dan Taktis

Nasional
Jokowi Minta Menteri dan Kepala Lembaga Tindak Lanjuti Rekomendasi BPK

Jokowi Minta Menteri dan Kepala Lembaga Tindak Lanjuti Rekomendasi BPK

Nasional
Jokowi Ucapkan Selamat kepada PM Baru Belanda Dick Schoof

Jokowi Ucapkan Selamat kepada PM Baru Belanda Dick Schoof

Nasional
Jokowi Yakin Prabowo Bakal Ikuti Rekomendasi BPK: Agar Uang Rakyat Dikelola Transparan

Jokowi Yakin Prabowo Bakal Ikuti Rekomendasi BPK: Agar Uang Rakyat Dikelola Transparan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com