Di antara 35 negara kurang berkembang (LDC) yang mengalami penurunan IPM pada 2020 dan/atau 2021, lebih dari separuh (18 negara) belum pulih ke tingkat pembangunan manusia pada 2019.
Semua negara berkembang belum mencapai tingkat IPM yang ditargetkan berdasarkan tren sebelum 2019. Tampaknya angka-angka tersebut telah bergeser kearah IPM yang lebih rendah, yang mengindikasikan potensi kemunduran dalam kemajuan pembangunan manusia di masa depan.
Dampak kerugian pembangunan manusia menjadi fokus utama di Afghanistan dan Ukraina. IPM Afghanistan telah mengalami penurunan yang mengejutkan dalam sepuluh tahun terakhir, sementara IPM Ukraina telah menurun ke level terendah sejak 2004.
Kemajuan pembangunan yang tidak merata menyebabkan kelompok masyarakat miskin tertinggal, memperlebar ketimpangan, dan memicu polarisasi politik dalam skala global.
Hal tersebut menyebabkan kebuntuan yang harus segera diatasi melalui tindakan bersama. Hal ini termaktub dalam laporan baru yang dirilis oleh Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations Development Programme/UNDP).
Laporan Pembangunan Manusia Tahun 2023/2024, yang berjudul “Breaking the Gridlock: Reimagining Cooperation in a Polarized World”, mengungkapkan tren dan situasi yang mengkhawatirkan.
Kembali membaiknya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) global belum diikuti dengan Pendapatan Nasional Bruto (PNB) per kapita, pendidikan, dan angka harapan hidup yang merata.
IPM diproyeksikan mencapai rekor tertinggi pada 2023 setelah penurunan tajam pada 2020 dan 2021. Namun kemajuan ini sangat tidak merata.
Negara-negara maju mengalami tingkat pembangunan manusia yang mencapai rekor tertinggi, sementara setengah dari negara-negara berkembang justru alami kemunduran.
Meningkatnya ketimpangan pembangunan manusia menunjukkan tren penurunan ketimpangan antara negara-negara maju dan berkembang selama dua dekade kini telah berbalik arah.
Pertumbuhan ekonomi di negara-negara di bagian selatan belahan bumi semakin tertinggal. Rendahnya pertumbuhan ekonomi ditandai semakin rendahnya kualitas hidup penduduk yang dalam banyak hal diukur dari semakin tingginya jumlah penduduk yang tergolong miskin.
Kemiskinan adalah kenyataan pahit yang masih melanda berbagai belahan dunia. Di tahun 2024, masih terdapat negara termiskin di dunia yang berjuang untuk keluar dari jeratan kemiskinan.
World Population Review 2024 telah merilis daftar negara termiskin di dunia 2024. Indonesia termasuk dalam 100 negara termiskin di dunia versi World Population Review 2024.
Pendapatan per kapita Indonesia hanya 4.783,9 dolar AS atau sekitar Rp 71 juta per tahun.
Apa yang menyebabkan Indonesia terpuruk dalam kemiskinan? Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), ekonomi Indonesia tahun 2024 tumbuh sebesar 5,11 persen, lebih tinggi dibanding capaian tahun 2023 yang mengalami pertumbuhan sebesar 5,05 persen.