Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pansel Diminta Berani Tolak Pimpinan KPK Jadi Jatah Pihak Tertentu

Kompas.com - 11/06/2024, 09:29 WIB
Syakirun Ni'am,
Ardito Ramadhan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Deputi Pencegahan dan Monitoring Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Pahala Nainggolan meminta Panitia Seleksi Calon Pimpinan (Pansel Capim) KPK berani menolak intervensi agar memberi jatah kursi untuk perwakilan instansi tertentu.

Sebagaimana diketahui, banyak pihak menyebut terdapat semacam “mitos” bahwa dalam pimpinan KPK harus terdapat perwakilan polisi, kejaksaan, maupun organisasi masyarakat (Ormas).

“Pansel berintegritas kita baca, menurut kita pegawai, satu, paling enggak dia berani menolak intervensi bahwa harus ada jatah ini, jatah itu, dia bilang enggak. Kita tes saja semua gitu kan,” kata Pahala saat ditemui di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Senin (10/6/2024).

Menurut Pahala, jika memang terdapat peserta seleksi yang bagus, apapun latar belakangnya bisa layak lolos.

Baca juga: Datangi Pansel KPK, Masyarakat Sipil Minta Pansel Coret Calon yang Tak Patuh Lapor LHKPN

Namun, ia menekankan Pansel Capim KPK harus benar-benar menyeleksi dengan adil, seperti penggunaan asesmen maupun skors, alih-alih titipan.

“Jadi enggak ada titipan bahwa ini, jalur ini harus ada wakil, jalur itu harus ada wakil, kira-kita gitu,” kata Pahala.

Mantan auditor Bank Dunia itu mengatakan, Pansel Capim KPK seharusnya bertanya kepada pegawai, pimpinan, hingga Dewan Pengawas (Dewas) KPK.

Menurutnya, pegawai KPK justru menjadi pihak yang paling memahami kebutuhan lembaga.

“Kita tahu pasti kira-kira pimpinan kita kayak apa tuh yang ideal,” ujar Pahala.

Pahala juga mengkritik seleksi capim KPK pada periode-periode sebelumnya yang prosesnya terlalu panjang.

Baca juga: Survei Litbang Kompas: 74,4 Persen Publik Yakin Pansel KPK Usulkan Capim Kredibel

Menurut dia, banyak sosok yang dinilai bagus gugur dalam tahapan asesmen yang dilakukan konsultan. Adapun konsultan itu ditunjuk dan hasilnya ditetapkan oleh Pansel.

“Jadi sebagian besar calon ini habis di proses asesmen yang oleh konsultan,” tutur Pahala.

Pahala juga menilai, tes seperti Computer Assisted Test (CAT) dan sejenisnya tidak perlu dilakukan ketika menyeleksi Capim KPK.

Sebab, Pansel tidak diberi tugas oleh presiden untuk memilih pegawai perkantoran maupun calon pegawai negeri sipil (CPNS).

“Padahal yang kita cari ini pimpinan loh, kita bukan nyari officer. Kalau nyari CPNS kamu boleh tes CAT atas semacamnya,” tutur Pahala.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tinjau RSUD di Barito Timur, Jokowi Soroti Kurangnya Dokter Spesialis

Tinjau RSUD di Barito Timur, Jokowi Soroti Kurangnya Dokter Spesialis

Nasional
PDN Kena 'Ransomware', Pemerintah Dianggap Tak Mau Belajar

PDN Kena "Ransomware", Pemerintah Dianggap Tak Mau Belajar

Nasional
Jokowi Persilakan KPK Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden

Jokowi Persilakan KPK Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden

Nasional
PKS Klaim Tolak Tawaran Kursi Bacawagub DKI dari KIM, Pilih Usung Anies-Sohibul

PKS Klaim Tolak Tawaran Kursi Bacawagub DKI dari KIM, Pilih Usung Anies-Sohibul

Nasional
Penangkapan 103 WNA Terkait Kejahatan Siber Berawal dari Imigrasi Awasi Sebuah Vila di Bali

Penangkapan 103 WNA Terkait Kejahatan Siber Berawal dari Imigrasi Awasi Sebuah Vila di Bali

Nasional
Rumah Pensiun Jokowi Mulai Dibangun, Kemensetneg: Presiden Sendiri yang Memilih Lokasi

Rumah Pensiun Jokowi Mulai Dibangun, Kemensetneg: Presiden Sendiri yang Memilih Lokasi

Nasional
Serangan Siber PDN Dinilai Semakin Menggerus Kepercayaan Publik

Serangan Siber PDN Dinilai Semakin Menggerus Kepercayaan Publik

Nasional
Publik Dirugikan 'Ransomware' PDN Bisa Tuntut Perdata Pemerintah

Publik Dirugikan "Ransomware" PDN Bisa Tuntut Perdata Pemerintah

Nasional
KPK Tetapkan 9 Tersangka Korupsi Proyek Pengerukan Alur Pelayaran di 4 Pelabuhan

KPK Tetapkan 9 Tersangka Korupsi Proyek Pengerukan Alur Pelayaran di 4 Pelabuhan

Nasional
Notifikasi Dampak 'Ransomware' PDN Nihil, Sikap Pemerintah Dipertanyakan

Notifikasi Dampak "Ransomware" PDN Nihil, Sikap Pemerintah Dipertanyakan

Nasional
KPK Usut Dugaan Korupsi Proyek Pengerukan Jalur Pelayaran di 4 Pelabuhan

KPK Usut Dugaan Korupsi Proyek Pengerukan Jalur Pelayaran di 4 Pelabuhan

Nasional
Duet Anies-Sohibul Dinilai Tak Realistis, PKS: Ini Pasangan Ideal, Punya Wawasan Global

Duet Anies-Sohibul Dinilai Tak Realistis, PKS: Ini Pasangan Ideal, Punya Wawasan Global

Nasional
PDI-P dan PKB Berpeluang Koalisi Tanpa PKS, Syaikhu: Insya Allah Pak Anies Tetap Bersama Kami

PDI-P dan PKB Berpeluang Koalisi Tanpa PKS, Syaikhu: Insya Allah Pak Anies Tetap Bersama Kami

Nasional
Ikuti Program MBKM, Taruna-taruni Kementerian KP Hasilkan Inovasi Produk Olahan Kelautan dan Perikanan

Ikuti Program MBKM, Taruna-taruni Kementerian KP Hasilkan Inovasi Produk Olahan Kelautan dan Perikanan

Nasional
Mendagri Minta Pemda Genjot Partisipasi Pemilih Pilkada 2024

Mendagri Minta Pemda Genjot Partisipasi Pemilih Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com