Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Momen Emosional SYL Saat Singgung Bantuan Duka untuk Eks Ajudannya

Kompas.com - 10/06/2024, 18:30 WIB
Irfan Kamil,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL) tampak terisak saat bertanya soal uang duka yang diberikan kepada mantan ajudannya bernama Musa.

Hal ini terlihat ketika SYL diberikan kesempatan untuk bertanya oleh Ketua Majelis Hakim Rianto Adam Pontoh kepada mantan pegawai honorer Direktorat Jenderal (Ditjen) Holtikultura Rafly Fauzi.

Adapun Rafly dihadirkan tim hukum SYL sebagai saksi meringankan atau saksi a de charge perkara dugaan pemerasan dan gratifikasi di lingkungan Kementerian Pertanian (Kementan) RI.

Baca juga: Polri Sebut Sudah Periksa SYL Kembali Terkait Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri

Mulanya, SYL bertanya terkait uang duka untuk almarhum Musa, yang meninggal pada 27 April 2023. SYL terdengar terisak saat bertanya kepada Rafli soal bantuan kedukaan tersebut.

"Sekarang pertanyaan saya, pantaskah saya memberi uang santunan, uang duka, uang pemakaman sebagai bapaknya? Apalagi sebagai menteri, pantaskah? Kau jawablah," kata SYL dengan suara terisak dalam sidang di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (10/6/2024).

Menjawab pertanyaan itu, Rafly menilai, pemberiaan santunan oleh SYL terhadap Musa sangat pantas. Terlebih, Musa telah mendampingi SYL sebelum menjabat sebagai Mentan.

"Sangat pantas Yang Mulia, karena saudara Musa itu mendampingi lebih melekat dibanding saya Yang Mulia, Beliau bahkan kalau ada namanya 24 jam, Beliau 24 jam,” kata Rafli.

“Sehingga, ya, waktu dia sakit saya ketemu, saya bilang, 'Kamu kenapa tidak periksa kan sakit kamu', (Dijawab) 'Saya enggak mau meninggalkan Bapak' seperti itu," ujar dia.

Dalam kesempatan ini, SYL mengaku memberikan uang sumbangan duka itu lantaran Musa merupakan honorer dan ajudannya.

Baca juga: Saksi Meringankan Sebut SYL Pernah Tolak Uang Sekardus Saat Jabat Wagub Sulsel

 

Bahkan, eks Mentan itu menyatakan bahwa Musa lebih dekat denganya dibanding eks ajudannya, Panji Hartanto.

"Jadi, Yang Mulia, uang yang saya berikan diperintahkan untuk diberikan itu karena dia honorer, dia pengamanan luar dalam saya. Bahkan dia, Musa almarhum itu lebih dekat dari Panji sekalipun,” kata SYL.

“Oleh karena, setelah dia meninggal saya kira wajar sebagai menteri, sebagai bapaknya, sebagai saudara untuk memberikan santunan kepada istrinya yang ditinggalkan," ucap dia.

Hakim Rianto pun turut menanyakan sumber uang duka tersebut. Namun, Rafly mengaku tidak mengetahui jumlah dan sumber uang sumbangan duka yang diberikan SYL ke keluarga Musa.

"Tadi Saudara mengatakan bahwa benar ya, ada sumbangan duka ya sumbangan duka dari menteri kepada Saudara Musa, almarhum ini, iya kan?" kata hakim.

"Iya, Yang Mulia," jawab Rafly.

"Sumbangan dukanya berapa banyak saudara tahu enggak?" tanya Hakim lagi.

"Saya enggak tahu Yang Mulia karena tidak melalui saya," jawab Rafly.

 

 

"Yang jelas ada sumbangan duka?" kata Hakim.

"Ada, Yang Mulia," ucap Rafly.

"Baik, sumbangan duka yang disampaikan oleh Menteri dalam hal ini SYL itu, apakah Saudara tahu sumber dananya dari mana?" kata hakim.

"Tidak, Yang Mulia," ujar Rafly.

Baca juga: Jokowi-JK Menolak Jadi Saksi Meringankan SYL

Dalam perkara ini, Jaksa KPK menduga SYL menerima uang sebesar Rp 44,5 miliar hasil memeras anak buah dan Direktorat di Kementan untuk kepentingan pribadi dan keluarga.

Pemerasan ini disebut dilakukan SYL dengan memerintahkan eks Direktur Alat dan Mesin Pertanian Kementan, Muhammad Hatta; dan eks Sekjen Kementan, Kasdi Subagyono; Staf Khusus Bidang Kebijakan, Imam Mujahidin Fahmid, dan Ajudannya, Panji Harjanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 30 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pakar Sebut Penyitaan Aset Judi Online Bisa Lebih Mudah jika Ada UU Perampasan Aset

Pakar Sebut Penyitaan Aset Judi Online Bisa Lebih Mudah jika Ada UU Perampasan Aset

Nasional
Eks Pejabat Kemenkes Sebut Harga APD Covid-19 Ditentukan BNPB

Eks Pejabat Kemenkes Sebut Harga APD Covid-19 Ditentukan BNPB

Nasional
Transaksi Judi 'Online' Meningkat, Kuartal I 2024 Tembus Rp 101 Triliun

Transaksi Judi "Online" Meningkat, Kuartal I 2024 Tembus Rp 101 Triliun

Nasional
Hari Ini, Gaspol Ft Sudirman Said: Pisah Jalan, Siap Jadi Penantang Anies

Hari Ini, Gaspol Ft Sudirman Said: Pisah Jalan, Siap Jadi Penantang Anies

Nasional
Habiburokhman: Judi 'Online' Meresahkan, Hampir Tiap Institusi Negara Jadi Pemainnya

Habiburokhman: Judi "Online" Meresahkan, Hampir Tiap Institusi Negara Jadi Pemainnya

Nasional
Baru 5 dari 282 Layanan Publik Pulih Usai PDN Diretas

Baru 5 dari 282 Layanan Publik Pulih Usai PDN Diretas

Nasional
Penerbangan Garuda Indonesia Tertunda 12 Jam, Jemaah Haji Kecewa

Penerbangan Garuda Indonesia Tertunda 12 Jam, Jemaah Haji Kecewa

Nasional
Perdalam Pengoperasian Jet Tempur Rafale, KSAU Kunjungi Pabrik Dassault Aviation

Perdalam Pengoperasian Jet Tempur Rafale, KSAU Kunjungi Pabrik Dassault Aviation

Nasional
Cek Harga di Pasar Pata Kalteng, Jokowi: Harga Sama, Malah di Sini Lebih Murah

Cek Harga di Pasar Pata Kalteng, Jokowi: Harga Sama, Malah di Sini Lebih Murah

Nasional
Kasus Korupsi Pengadaan Lahan JTTS, KPK Sita 54 Bidang Tanah dan Periksa Sejumlah Saksi

Kasus Korupsi Pengadaan Lahan JTTS, KPK Sita 54 Bidang Tanah dan Periksa Sejumlah Saksi

Nasional
Jokowi Klaim Program Bantuan Pompa Sudah Mampu Menambah Hasil Panen Padi

Jokowi Klaim Program Bantuan Pompa Sudah Mampu Menambah Hasil Panen Padi

Nasional
Soal Izin Usaha Tambang Ormas Keagamaan, Pimpinan Komisi VII Ingatkan Prinsip Kehati-hatian dan Kepatutan

Soal Izin Usaha Tambang Ormas Keagamaan, Pimpinan Komisi VII Ingatkan Prinsip Kehati-hatian dan Kepatutan

Nasional
Jokowi Pastikan Beras Bansos Berkualitas Premium, Tak Berwarna Kuning dan Hitam

Jokowi Pastikan Beras Bansos Berkualitas Premium, Tak Berwarna Kuning dan Hitam

Nasional
Minta Pemerintah Tetapkan Jadwal Pelantikan Kepala Daerah, Ketua KPU: Kalau Tak Ada, Bakal Repot

Minta Pemerintah Tetapkan Jadwal Pelantikan Kepala Daerah, Ketua KPU: Kalau Tak Ada, Bakal Repot

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com