Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Megawati Ungkap Isi Curhatnya pada Andika Perkasa soal TNI...

Kompas.com - 24/05/2024, 20:21 WIB
Vitorio Mantalean,
Nicholas Ryan Aditya,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri sempat membeberkan soal unek-uneknya kepada mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Andika Perkasa saat membuka rapat kerja nasional (rakernas) PDI-P ke-5, Jumat (24/5/2024).

Presiden ke-5 RI ini mengungkapkan sempat bertanya kepada Andika Perkasa perihal TNI saat ini. Dia melihatnya seperti ada perbedaan dengan zaman sebelum kemerdekaan.

Megawati mengatakan, dia kenal dengan Panglima Besar TNI Jenderal Soedirman yang menurutnya sangat sederhana, memiliki karakter, dan tokoh revolusi.

“Jadi bukan mau sombong, mau keren, saya ini benar anak presiden. Jadi saya kenal Pak Jenderal Soedirman. Beliau orangnya sederhana banget pakai peci padahal beliau kan sebenarnya guru lho tapi diangkat oleh Bung Karno pada waktu itu menjadi Panglima Besar Jenderal Soedirman,” kata Megawati dalam pidato politik membuka rakernas PDI-P di Beach City International Stadium Ancol, Jakarta, Jumat.

Baca juga: Soal Ganjar, Megawati: Belum Dipensiunkan, Terus Berjuang

"Jadi saya kan suka lihat gitu, kayak apa ya yang setelah merdeka ini yang namanya TNI dan lain sebagainya,” ujarnya melanjutkan.

Oleh karena itu, Megawati menyebut, dia bertanya kepada Andika Perkasa perihal apa yang dirasakan dan dilihatnya terkait TNI.

“Makanya tadi ada Pak Andika. Saya suka bilang, saya panggilnya Dik. Dik yang namanya TNI kok ngopo kayak gini ya, gimana sih. (Dijawab) ‘Ya nanti dah kita ngomong,” kata Megawati menirukan percakapannya dengan Andika Perkasa.

Sebelumnya, Megawati memang sempat menyinggung soal TNI-Polri yang kini kembali terlibat dalam politik praktis, khususnya saat pelaksanaan pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

Padahal, dia menyebut dwifungsi ABRI sudah dihapus dengan susah payah pada awal era reformasi melalui Tap MPR Nomor VI/MPR/2000.

“Masa TNI Polri dibawa lagi ke politik praktis sebagaimana kita rasakan dalam pilpres yang baru saja berlalu. Saya tuh sedihnya ya gitu,” ujarnya.

Baca juga: Megawati: Tidak Ada Koalisi dan Oposisi, Sistem Kita Presidensial

Megawati lantas membandingkan pilpres tahun ini dengan tahun 2004 ketika dirinya menjabat presiden. Menurut dia, pelaksanaan Pemilu 2024 sudah direkayasa.

“Kok saya ini presiden ketika pemilu langsung pertama loh, bertanggung jawab berhasil loh. Loh iya loh. Loh kok sekarang, pemilunya langsung tapi kok jadi abu-abu gitu, sudah direkayasa, gitu. Kurang apa loh,” ucap dia.

Pasalnya, menurut dia, banyak pihak diam ketika sejumlah ahli hukum hingga masyarakat sipil menyuarakan soal kecurangan pilpres. Bahkan, Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI juga diam terkait hal tersebut.

Lebih lanjut, Megawati mengatakan bahwa nilai reformasi di Tanah Air sudah mulai hilang.

“Kita ini negara demokrasi menjalankan demokratisasi, untuk apa ada reformasi? Kalau reformasi sekarang menurut saya kok sepertinya hilang atau dalam sekejap,” katanya.

Baca juga: Kata Megawati soal Sikap PDI-P Terhadap Pemerintahan ke Depan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

KY Prioritaskan Laporan KPK terhadap Majelis Hakim yang Bebaskan Gazalba Saleh

KY Prioritaskan Laporan KPK terhadap Majelis Hakim yang Bebaskan Gazalba Saleh

Nasional
PPATK Catat Perputaran Dana terkait Pemilu 2024 Senilai Rp 80,1 T

PPATK Catat Perputaran Dana terkait Pemilu 2024 Senilai Rp 80,1 T

Nasional
Anggota DPR Sebut PPATK Macan Ompong karena Laporan Tak Ditindaklanjuti Penegak Hukum

Anggota DPR Sebut PPATK Macan Ompong karena Laporan Tak Ditindaklanjuti Penegak Hukum

Nasional
KPK Sebut Kasus Bansos Presiden Terungkap Saat OTT Kemensos yang Seret Juliari

KPK Sebut Kasus Bansos Presiden Terungkap Saat OTT Kemensos yang Seret Juliari

Nasional
PDN Diretas, Ombudsman: Yang Produksi Ransomware Ini Harus Dicari dan Ditangkap

PDN Diretas, Ombudsman: Yang Produksi Ransomware Ini Harus Dicari dan Ditangkap

Nasional
KPK Duga Pengadaan Lahan di Rorotan oleh Perumda Sarana Jaya Rugikan Negara Rp 200 Miliar

KPK Duga Pengadaan Lahan di Rorotan oleh Perumda Sarana Jaya Rugikan Negara Rp 200 Miliar

Nasional
Kasus Rekayasa Jual Beli Emas Budi Said, Kejagung Periksa 3 Pegawai Pajak

Kasus Rekayasa Jual Beli Emas Budi Said, Kejagung Periksa 3 Pegawai Pajak

Nasional
Menko PMK Sebut Pinjamkan Nomor Rekening ke Pelaku Judi 'Online' Bisa Dipidana

Menko PMK Sebut Pinjamkan Nomor Rekening ke Pelaku Judi "Online" Bisa Dipidana

Nasional
Satgas Kantongi Identitas Pemain Judi Online, Bandar Belum Jadi Prioritas

Satgas Kantongi Identitas Pemain Judi Online, Bandar Belum Jadi Prioritas

Nasional
PKS Usung Anies-Sohibul Iman di Pilkada Jakarta, Tutup Peluang Cawagub dari Nasdem atau PDI-P?

PKS Usung Anies-Sohibul Iman di Pilkada Jakarta, Tutup Peluang Cawagub dari Nasdem atau PDI-P?

Nasional
Sudahi Manual, Waktunya Rekapitulasi Pemilu Elektronik

Sudahi Manual, Waktunya Rekapitulasi Pemilu Elektronik

Nasional
Menko PMK Minta Warga Waspadai Penyalahgunaan Rekening untuk Judi 'Online'

Menko PMK Minta Warga Waspadai Penyalahgunaan Rekening untuk Judi "Online"

Nasional
Saksi Ungkap Perubahan Konstruksi Tol MBZ dari Beton Jadi Baja untuk Bantu Industri Baja Nasional

Saksi Ungkap Perubahan Konstruksi Tol MBZ dari Beton Jadi Baja untuk Bantu Industri Baja Nasional

Nasional
Pendidikan dan Penguatan Demokrasi

Pendidikan dan Penguatan Demokrasi

Nasional
Divonis 9 Tahun Penjara di Kasus LNG, Karen Agustiawan Banding

Divonis 9 Tahun Penjara di Kasus LNG, Karen Agustiawan Banding

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com