Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Budiman Tanuredjo
Wartawan Senior

Wartawan

Kualitas Menteri Syahrul...

Kompas.com - 04/05/2024, 06:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Bangsa ini boleh jadi telah bergerak mundur ke belakang. Saya teringat ucapan salah seorang proklamator Mohammad Hatta (12 Agustus 1902-14 Maret 1980) yang dicatat di Colomadu, Solo, Jawa Tengah.

Hatta ditulis demikian, “Kurang cerdas dapat diperbaiki dengan belajar. Kurang cakap dapat dihilangkan dengan pengalaman. Namun tidak jujur itu sulit diperbaiki.”

Kejujuran adalah satu kota kata yang hilang dalam kehidupan sehari-hari. Dalam sistem politik dol tinuku (jual beli), kejujuran, etika dan moralitas menjadi bahan bercanda.

“Hari begini kok ngomong etika. Ini zaman edan. Ora edan ora keduman.” Semua ngedan untuk ikut bancakan uang-uang rakyat.

Hatta, salah seorang tokoh bersih dan jujur mungkin akan menangis melihat nasib negeri.

Saya membaca buku berjudul, KPK Berdiri untuk Negeri (2019) yang diterbitkan Penerbit Buku Kompas. Dalam buku itu ada penggalan kutipan antara Hatta dan Rahmi Hatta (istri Hatta). Saya pernah menulis esai ini di Kompas, 16 November 2019.

+ ”Ayah, kenapa tidak bilang kalau akan ada pemotongan uang? Uang yang susah payah ditabung jadi tidak cukup lagi untuk beli mesin jahit”.
- ”Yuke, seandainya saya mengatakan padamu, engkau pasti menyampaikan pada ibumu, lalu kalian berdua mungkin akan memberi tahu kawan lainnya. Itu tidak baik…”.

Itulah penggalan percakapan Hatta dan Rahmi Hatta. Yuke tiap bulan menyisihkan uang yang diberi suaminya.

Yuke menabung untuk membeli mesin jahit. Ketika jumlah tabungannya sudah cukup untuk dibelikan mesin jahit, tiba-tiba Wakil Presiden Mohammad Hatta, pada 19 Maret 1950, mengumumkan pemotongan nilai rupiah (sanering).

Nilai uang kertas Rp 5 ke atas dinyatakan hanya bernilai separuh. Tabungan Yuke pun berkurang jauh nilainya. Mesin jahit tak terbeli.

Peristiwa itu terjadi hampir 70 tahun lalu, tetapi relevan untuk didiskusikan. Hatta adalah salah satu dari sekian orang besar yang dimiliki republik ini.

Dalam posisinya sebagai wakil presiden, Hatta bisa membisikkan rencana kebijakan pemerintah kepada keluarganya. Namun, Hatta tidak melakukannya.

Dia teguh pada pendirian. Dia teguh pada integritasnya. Sebab, integritas dan kejujurannya itulah, nama Hatta diabadikan sebagai nama anugerah gerakan antikorupsi, Bung Hatta Anti Corruption Award.

Presiden Joko Widodo, saat menjadi Wali Kota Solo, mendapat Bung Hatta Anti Corruption Award pada 2010.

Kisah anak bangsa juga datang dari Menteri Keuangan Syafruddin Prawiranegara. Dia tidak pernah tergoda mengambil uang negara yang dikelolanya. Padahal, kehidupan keluarganya kekurangan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] PDI-P Tahu Arah Pernyataan Wapres | Saudi Deportasi 22 WNI Palsukan Visa Haji

[POPULER NASIONAL] PDI-P Tahu Arah Pernyataan Wapres | Saudi Deportasi 22 WNI Palsukan Visa Haji

Nasional
Tanggal 5 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Jemaah Haji Diimbau Tidak Umrah Sunah Berlebihan, Masih Ada Puncak Haji

Jemaah Haji Diimbau Tidak Umrah Sunah Berlebihan, Masih Ada Puncak Haji

Nasional
Polisi Arab Saudi Tangkap 37 WNI Pakai Visa Ziarah untuk Berhaji di Madinah

Polisi Arab Saudi Tangkap 37 WNI Pakai Visa Ziarah untuk Berhaji di Madinah

Nasional
Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

Nasional
Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

Nasional
Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

Nasional
Prabowo Sebut Diperintah Jokowi untuk Bantu Evakuasi Warga Gaza

Prabowo Sebut Diperintah Jokowi untuk Bantu Evakuasi Warga Gaza

Nasional
Simpul Relawan Dorong Anies Baswedan Maju Pilkada Jakarta 2024

Simpul Relawan Dorong Anies Baswedan Maju Pilkada Jakarta 2024

Nasional
Pemerintah Klaim Dewan Media Sosial Bisa Jadi Forum Literasi Digital

Pemerintah Klaim Dewan Media Sosial Bisa Jadi Forum Literasi Digital

Nasional
Prabowo Kembali Serukan Gencatan Senjata untuk Selesaikan Konflik di Gaza

Prabowo Kembali Serukan Gencatan Senjata untuk Selesaikan Konflik di Gaza

Nasional
Kloter Terakhir Jemaah Haji Indonesia di Madinah Berangkat ke Mekkah

Kloter Terakhir Jemaah Haji Indonesia di Madinah Berangkat ke Mekkah

Nasional
PKB Beri Rekomendasi Willem Wandik Maju Pilkada Papua Tengah

PKB Beri Rekomendasi Willem Wandik Maju Pilkada Papua Tengah

Nasional
Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

Nasional
Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com