JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo dan mantan Perdana Menteri (PM) Inggris Tony Blair bertemu hampir dua jam di Istana Kepresidenan, Jakarta pada Kamis (18/4/2024).
Tony Blair terpantau hadir di Istana sekitar pukul 09.50 WIB. Ia baru keluar istana sekitar pukul 11.30 WIB.
Tony tidak memberikan keterangan pers kepada wartawan. Ia hanya melambaikan tangan dan tersenyum saat masuk maupun keluar istana.
Baca juga: Jokowi dan Megawati Saling Memunggungi
Penjelasan soal pertemuan antara Presiden Jokowi dan Tony Blair diberikan oleh Menteri Investasi Bahlil Lahadalia dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Informasi Birokrasi (Menpan RB) Abdullah Azwar Anas.
Menurut Menteri Bahlil, pembicaraan antara Presiden Jokowi dengan Tony Blair membahas dua hal.
"Pertama terkait investasi energi baru dan terbarukan (EBT), carbon storage dan beberapa alur logistik yang baik, khususnya di Ibu Kota Nusantara (IKN). Akan ada rencana pembangunan (dari) Uni Emirat Arab berupa solar panel di sana, detailnya kami lagi susun," ujar Bahlil.
"Kami sepakati bentuk tim kecil untuk lakukan langkah-langkah agar lebih mengerucut dan penyelesaian cepat," kata dia.
Selain itu, Presiden dan Tony Blair membahas soal carbon storage yang diputuskan dengan persentasi skema 70-30.
Baca juga: Bertemu Menlu Wang Yi, Jokowi Dorong China Ikut Bangun Transportasi di IKN
Adapun 70 persen ada di dalam negeri dan 30 persen diserahkan di luar negeri.
"Ini diformulasikan agar supaya menjadi sumber pendapatan negara baru, dan kita bisa kelola untuk berikan insentif bagi industri yang masuk ke Indonesia," ungkap Bahlil.
Tony Blair merupakan PM Inggris yang menjabat pada 1997 hingga 2007. Ia juga merupakan salah satu yang diajak kerja sama oleh pemerintah Indonesia dalam mengembangkan Ibu Kota Nusantara (IKN).