Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Cekcok Pengendara Mengaku Adik Jenderal Berbuntut Panjang, Pemilik Pelat Dinas Asli Buka Suara

Kompas.com - 16/04/2024, 06:07 WIB
Vitorio Mantalean,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Video viral cekcok seorang pengendara mobil berpelat nomor dinas TNI di Km 57 Tol Cikampek berbuntut panjang.

Pria yang mengaku adik seorang jenderal itu diduga memiliki pelat dinas tak resmi yang celakanya sama dengan seorang purnawirawan perwira tinggi TNI yang juga seorang guru besar Universitas Pertahanan, Marsda TNI (Purn) Asep Adang Supriyadi.

Asep tak tahu-menahu

Asep heran bagaimana pelat dinas itu juga bisa dimiliki pengendara dalam video viral itu.

Ia mengaku sama sekali tidak tahu, karena ia tidak pernah memberikan, meminjamkan, ataupun mendelegasikan penggunaan nomor pelat dinas tersebut kepada orang lain.

Eks Sekretaris Utama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) tersebut juga menegaskan dirinya tak punya hubungan dengan pengendara yang ada di video itu.

Baca juga: Purnawirawan TNI Ini Bingung Pelat Dinasnya Dipakai Pria yang Mengaku Adik Jenderal

Pelat dinas masih dipakai

Ia juga heran bagaimana pengendara itu bisa mempunyai nomor tersebut karena nomor tersebut masih digunakan Asep.

"Nomor Dinas TNI dengan nopol 84337-00 merupakan nomor dinas kendaraan operasional kami sehari-hari di Universitas Pertahanan Republik Indonesia sebagai Guru Besar sejak kami pensiun di tahun 2020," ujar Asep melalui keterangan tertulis kepada Pusat Penerangan TNI, Senin (15/4/2024).

Ia juga menegaskan, mobil yang ia gunakan dengan pelat nomor dinas itu adalah Mitsubishi Pajero Sport dan terdaftar di dalam sistem, bukan Toyota Fortuner.

Asep lapor polisi

Ia juga merasa dirugikan dengan kasus ini.

Menurutnya, banyak kabar tak benar yang menyebutnya memiliki hubungan dengan pria tak dikenal itu, hanya gara-gara pelat dinas 84337-00 itu menjadi sorotan dan setelah diperiksa mengarah pada mobil milik Asep.

Baca juga: Purnawirawan TNI Asep Adang Mengaku Tak Kenal Pengendara yang Pakai Pelat Mobil Dinasnya

Akhirnya, Asep memilih untuk melaporkan peristiwa ini kepada aparat berwenang.

"Kami juga telah membuat laporan pengaduan di Mapolda Metro Jaya guna membantu tercapainya titik terang dari permasalahan ini," ujar Asep.

Bagaimana mulanya?

Sebelumnya diberitakan, viral di media sosial cekcok seorang pengendara Fortuner yang menggunakan pelat dinas Mabes TNI bernomor 84337-00 dengan masa berlaku Februari 2024.

Video itu diunggah pada 11 April 2024 dan telah ditonton hingga lebih dari 909.000 penonton di media sosial Twitter/X.

Pengendara Fortuner itu marah karena merasa disenggol mobil pengendara lain yang merekam video.

Namun, perekam video langsung menanyakan apakah benar pengendara Fortuner tersebut seorang anggota TNI dengan meminta kartu anggotanya.

"Bapak anggota, Pak?" tanya perekam video.

"Lu yang tabrak duluan," kata pengendara Fortuner.

"Ada kartu anggotanya? Bapak dinasnya di mana?" tanya perekam video.

Baca juga: Puspom Usut Pengendara Mobil Pelat TNI yang Mengaku Adik Jenderal dan Cekcok dengan Warga

Pengendara Fortuner itu kemudian mengaku berdinas di Markas Besar TNI seperti yang tertulis dalam pelat nomor mobilnya. Bahkan, ia mengaku sebagai keluarga jenderal yang bernama Tony Abraham.

"Mabes TNI, kakak saya Jenderal Tony Abraham, cari. Kamu siapa?" ujar pengendara Fortuner.

Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayjen Gumilar Nugraha, menyebut bahwa kasus ini sedang diusut Puspom TNI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ridwan Kamil Sebut Pembangunan IKN Tak Sembarangan karena Perhatian Dunia

Ridwan Kamil Sebut Pembangunan IKN Tak Sembarangan karena Perhatian Dunia

Nasional
Jemaah Haji Dapat 'Smart' Card di Arab Saudi, Apa Fungsinya?

Jemaah Haji Dapat "Smart" Card di Arab Saudi, Apa Fungsinya?

Nasional
Kasus LPEI, KPK Cegah 4 Orang ke Luar Negeri

Kasus LPEI, KPK Cegah 4 Orang ke Luar Negeri

Nasional
Soal Anies Maju Pilkada, PAN: Jangan-jangan Enggak Daftar Lewat Kami

Soal Anies Maju Pilkada, PAN: Jangan-jangan Enggak Daftar Lewat Kami

Nasional
Kontras: 26 Tahun Reformasi, Orde Baru Tak Malu Menampakkan Diri

Kontras: 26 Tahun Reformasi, Orde Baru Tak Malu Menampakkan Diri

Nasional
Dilaporkan Ke Polisi, Dewas KPK: Apakah Kami Berbuat Kriminal?

Dilaporkan Ke Polisi, Dewas KPK: Apakah Kami Berbuat Kriminal?

Nasional
KPK Sita Mobil Mercy di Makassar, Diduga Disembunyikan SYL

KPK Sita Mobil Mercy di Makassar, Diduga Disembunyikan SYL

Nasional
Anggota Komisi X Usul UKT Bisa Dicicil, Kemendikbud Janji Sampaikan ke Para Rektor

Anggota Komisi X Usul UKT Bisa Dicicil, Kemendikbud Janji Sampaikan ke Para Rektor

Nasional
PKB-PKS Jajaki Koalisi di Pilkada Jatim, Ada Keputusan dalam Waktu Dekat

PKB-PKS Jajaki Koalisi di Pilkada Jatim, Ada Keputusan dalam Waktu Dekat

Nasional
Amnesty Internasional: 26 Tahun Reformasi Malah Putar Balik

Amnesty Internasional: 26 Tahun Reformasi Malah Putar Balik

Nasional
Dilangsungkan di Bali, World Water Forum Ke-10 Dipuji Jadi Penyelenggaraan Terbaik Sepanjang Masa

Dilangsungkan di Bali, World Water Forum Ke-10 Dipuji Jadi Penyelenggaraan Terbaik Sepanjang Masa

Nasional
Kritik RUU Penyiaran, Usman Hamid: Negara Harusnya Jamin Pers yang Independen

Kritik RUU Penyiaran, Usman Hamid: Negara Harusnya Jamin Pers yang Independen

Nasional
Ahli Sebut Struktur Tol MBZ Sulit Diperkuat karena Material Beton Diganti Baja

Ahli Sebut Struktur Tol MBZ Sulit Diperkuat karena Material Beton Diganti Baja

Nasional
DKPP Panggil Desta soal Ketua KPU Diduga Rayu PPLN

DKPP Panggil Desta soal Ketua KPU Diduga Rayu PPLN

Nasional
Anggap Publikasikan Nama Calon Menteri Tidak Tepat, PAN: Tunggu Prabowo Minta Dulu

Anggap Publikasikan Nama Calon Menteri Tidak Tepat, PAN: Tunggu Prabowo Minta Dulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com