JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat tidak panik dengan kenaikan kasus demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia.
Ia memastikan, kapasitas rumah sakit di Jakarta masih cukup untuk menangani pasien DBD.
"Buat teman-teman supaya enggak panik, RS Jakarta masih cukup tempatnya. Karena pengalaman kita sama Covid-19 itu fasilitasnya banyak sekali, jadi jangan khawatir," kata Budi Gunadi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (28/3/2024) malam.
Ia memutuskan, meski menjadi penyakit menular, DBD berada di peringkat keempat dengan angka sekitar 120.000 kasus per tahun.
Angka kasus ini lebih rendah dari TBC dengan kisaran 1 juta per tahun, HIV mencapai 500.000 per tahun, dan malaria mencapai 400.000 per tahun.
Baca juga: Kasus DBD Melonjak, Dinkes DKI Gencarkan Kegiatan “Gerebek PSN” Seminggu Dua Kali
Di sisi lain, tingkat kematian (fatality rate) dari DBD berada dalam kategori rendah.
"Jadi kena, yang meninggalnya itu sangat rendah karena semua RS sudah tahu tinggal diberi infus, yang penting jangan terlambat (ke rumah sakit)," tutur Budi.
Untuk mencegah penularan, Budi meminta masyarakat melakukan 3M, yaitu menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, dan mendaur ulang barang yang berpotensi menjadi tempat berkembang biak nyamuk.
"Yang keempat, yang juga penting adalah pastikan kalau misalnya anaknya demam itu ada rapid tesnya atau dibawa ke puskesmas atau rumah sakit," jelas Budi.
Baca juga: Kasus DBD di Probolinggo Capai 993 Orang, 12 Meninggal Dunia
Sebelumnya diberitakan, terdapat peningkatan kasus demam berdarah dalam beberapa waktu terakhir. Di Jawa Barat, misalnya, kasus DBD mencapai 11.000, sedangkan di Jakarta mencapai 1.102 dalam sebulan
Bahkan, hingga Maret 2024, lima daerah selain kota di atas telah menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB), yakni:
Jepara, Jawa Tengah
Enrekang, Sulawesi Selatan
Kutai Barat, Kalimantan Timur
Lampung Timur, Lampung