Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Hasto soal PDI-P Cetak "Hattrick" tapi Ganjar-Mahfud di Posisi Buncit

Kompas.com - 22/03/2024, 03:53 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto menepis anggapan mesin partai politiknya tidak solid untuk mendukung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Hal itu disampaikan Hasto usai ditanya mengapa PDI-P menang Pemilihan Legislatif (Pileg) tiga kali beruntun, sedangkan Ganjar-Mahfud justru mengalami kekalahan.

"Mesin partai (justru) sangat solid, sampai diintimidasi hehehe," ujar Hasto seraya tertawa ditemui di Media Center TPN Ganjar-Mahfud, Jalan Cemara Nomor 19, Jakarta Pusat, Kamis (21/3/2024).

Hasto mengungkapkan, intimidasi yang diterima pihaknya berasal dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Baca juga: Tanggapi Hasil Rekapitulasi KPU, Sekjen PDI-P: Pemilu Belum Selesai

Menurut Hasto, penyalahgunaan kekuasaan oleh Presiden Jokowi, bahkan terasa seperti rezim Orde Baru.

"Ya semua aspek dikerahkan. Bansos (bantuan sosial)-nya, instrumen hukumnya kemudian hasilnya (Pemilu 2024) sudah di-setting terlebih dahulu seperti zaman orde baru," kata Hasto.

Hasto mengatakan, pihak Ganjar-Mahfud termasuk PDI-P merasakan semua intimidasi oleh Jokowi

Karena kekuasaan yang begitu besar, Hasto bahkan menyadari bahwa pihaknya sempat mengalami ketakutan luar biasa.

Dia lantas mencontohkan bagaimana intimidasi kekuasaan terlihat dari perolehan suara Ganjar-Mahfud berbeda antara luar negeri dan dalam negeri.

Baca juga: Ungkap Potensi Penyalahgunaan Kekuasaan Jokowi, Hasto: Suara Parpol Pendukung Ganjar-Mahfud Dikecilkan

Menurut Hasto, Ganjar-Mahfud menang Pilpres 2024 di luar negeri sedangkan dalam negeri tidak.

"Ini pertama kali, hasil pilpres di luar negeri berbeda dengan hasil yang di dalam negeri. Apakah kita akan membiarkan ini di depan mata?" kata Hasto.

Terakhir, Hasto menegaskan bahwa pihaknya akan terus berjuang melawan berbagai intimidasi kekuasaan tersebut.

Dia menekankan bahwa suara rakyat tidak bisa dimanipulasi.

"Bagi yang merasa menang karena melakukan manipulasi, itu adalah kemenangan sementara. Jadi mereka tentu saja yang berjuang kebenaran, kalau bermimpi pun mimpinya perjuangan. Bagi mereka yang menyalahgunakan kekuasaan, mimpinya itu mimpi hukuman," ujar Hasto.

Baca juga: Hasto Sebut Saksi Ganjar-Mahfud Tak Tandatangani Berita Acara Hasil Pemilu dan Sampaikan Keberatan 9 Halaman

Sebagai informasi, perolehan suara PDI-P pada Pileg 2024 mencatatkan partai banteng moncong putih ini berada di urutan pertama.

PDI-P memperoleh 25.387.279 suara atau 16,72 persen dari total suara sah nasional. Hal ini berbanding terbalik dengan perolehan suara Ganjar-Mahfud di Pilpres 2024 yang hanya meraih 16,47 persen dari total suara sah nasional atau sebesar 27.040.878 suara.

Perolehan suara Ganjar-Mahfud jauh di bawah pasangan calon (paslon) nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, yang dinyatakan memenangkan Pilpres 2024 dengan perolehan 96.214.691 suara atau 58,58 persen dari total suara sah nasional. 

Sementara, paslon nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar memperoleh 40.971.906 suara atau 24,95 persen dari total suara sah nasional.

Baca juga: Kata Ganjar soal Peluang Parpol Pengusungnya Bakal Merapat ke Pemerintahan atau Jadi Oposisi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

Nasional
Tanggapi Ide 'Presidential Club' Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Tanggapi Ide "Presidential Club" Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Nasional
6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

Nasional
Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Nasional
PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

Nasional
Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

Nasional
Tingkatkan Pengamanan Objek Vital Nasional, Pertamina Sepakati Kerja Sama dengan Polri

Tingkatkan Pengamanan Objek Vital Nasional, Pertamina Sepakati Kerja Sama dengan Polri

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Tak Jadi Ajang 'Sapi Perah'

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Tak Jadi Ajang "Sapi Perah"

Nasional
Ganjar Deklarasi Jadi Oposisi, Budiman Sudjatmiko: Kalau Individu Bukan Oposisi, tapi Kritikus

Ganjar Deklarasi Jadi Oposisi, Budiman Sudjatmiko: Kalau Individu Bukan Oposisi, tapi Kritikus

Nasional
Telat Sidang, Hakim MK Kelakar Habis 'Maksiat': Makan, Istirahat, Shalat

Telat Sidang, Hakim MK Kelakar Habis "Maksiat": Makan, Istirahat, Shalat

Nasional
Ditanya Kans Anies-Ahok Duet pada Pilkada DKI, Ganjar: Daftar Dulu Saja

Ditanya Kans Anies-Ahok Duet pada Pilkada DKI, Ganjar: Daftar Dulu Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com